MAKALAH PENDEKATAN DAN KOMUNIKASI
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi
dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya pendidikan berarti usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau kelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok
orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang
tinggi dalam arti mental. Dalam pendidikan islam pendidikan adalah bimbingan
atau tuntunan yang dilakukan dengan sengaja oleh orang dewasa (pendidik kepada
peserta didik) berdasarkan syariat islam agar terbentuk kepribadian muslim
(insan kamil).
Dalam melaksanakan proses pendidikan diperlukan cara –
cara agar pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan cita-cita pendidikan,
cara-cara tersebut diantaranya melalui pendekatan-pendekatan. Pendekatan ini
diperlukan agar peserta didik bisa benar-benar memahami apa yang sedang
dipelajarinya dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Terdapat
beberapa macam pendekatan yang digunaakan dalam pendidikan terutama pendidikan
islam, sebagaimana yang akan dibahas di dalam bab berikutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian
Pendekatan dalam Pendidikan Islam?
2. Apa saja macam-macam pendekatan dalam
pendidikan islam?
3. Apa pengertian Komunikasi
dalam pendidikan Islam?
4. Apa saja macam-macam komunikasi
dalam pendidikan Islam?
C.
Tujuan Penelitian
1. Mengatahui Pengertian
Pendekatan dalam Pendidikan Islam
2. Mengetahui Apa saja macam-macam pendekatan
dalam pendidikan islam
3. Mengetahui Pengertian
Komunikasi dalam pendidikan Islam
4. Mengetahui Apa saja macam-macam
komunikasi dalam pendidikan Islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pendekatan dalam Pendidikan Islam
Pendekatan dalam pendidikan islam merupakan suatu
proses, perbuatan dan cara mendekati pesera didik dan mempernudah pelaksanaan
pendidikan itu sendiri. Pendekatan merupakan terjemahan dari kata “approach”,
dalam bahasa inggris diartikan dengan come near ( menghampiri
) go to ( dapat jalan ke ) dan way path dengan
arti ( jalan ) dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah
cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. Pendekatan dapat juga diartikan cara
pemrosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa
berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang itu
adalah dalam konteks yang lebih luas.
Lawson dalam konteks belajar, mendefinisikan
pendekatan adalah segala cara atau strategi yang digunakan pendidik untuk
menunjang keefektifan, keefisien dalam proses pembelajaran materi tertentu.Ada
juga dua istilah lain yang juga dengan pendekatan, yakni episteme dan
wacana. Episteme adalah cara manusia menangkap, yaitu cara manusia memandang dan memahami sesuatu fenomena.
Pendidikan
dikembangkan untuk mencerdaskan generasi mendatang sehingga siap menghadapi
tantangan kehidupan pada masa depan. Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan
harus menggunakan berbagai pendekatan yang diterima oleh perkembangan zaman,
dan dapat mengimbangi perkembangan pendidikan di dunia barat.
1. Macam-macam
Pendekatan Dalam Pendiddikan
Islam
Ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam yaitu :
a. Pendekatan
pengalaman
Pendekatan pengalaman
yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka
penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual maupun secara kelompok.
Syaiful Bahri Djamrah menyatakan bahwa pengalaman yang dilalui seseorang adalah
guru yang baik. Pengalaman merupakan guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh
siapapun juga, belajar pengalaman adalah lebih baik dari sekedar bicara dan
tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu
dicari selama hidup, namun tidak semua pengalaman dapat bersifat mendidik,
karena ada pengalaman yang tidak bersifat mendidik. Suatu pengalam dikatakan
tidak mendidik jika pendidik tidak membawa peserta didik kearah tujuan pendidikan
akan tetapi ia menyelewengkan peserta didik dari tujuan itu.[1]
Betapa tingginya nilai suatu pengalaman, maka disadari
akan pentingnya pengalaman bagi perkembangan jiwa peserta didik sehingga
dijadikanlah pengalaman itu sebagai suatu pendekatan.
b. Pendekatan
pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang
sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja
tanpa difikirkan lagi.
Dengan pembiasaan
pendidikan memberikan kesempatan kepada pesrta didik terbiasa mengamalkan
ajaran agamanya, baik secara individual dan kelompok dalam kehidupan
sehari-hari berawal dari pembiasaan itulah peserta didik membiasakan dirinya
menuruti dan patuh kepada aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat.
Menumbuhkan kebiasaan yang baik tidaklah mudah, seiring memakan waktu yang
panjang. Tetapi bila sudah membudaya kebiasaan itu sulit pula mengubahnya,
makanya sangat penting menanamkan kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak
seperti membiasakannya shalat lima waktu, berpuasa, suka menolong orang dalam
kesusahan, membantu fakir miskin.
c. Pendekatan
emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah
perasaan dan emosi peserta didik dalam menyakini ajaran agama islam serta
dengan merasakan mana yang baik dan yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan
yang ada didalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan perasaan, seseorang
yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan sesuatu, baik persaan jasmani,
maupun rohani. Emosi berperan dalam pembentukan karakter seseorang . justru
itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan pendidikan islam.
d. Pendekatan
rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan
mempergunakan rasio ( akal ) dalam memahami dan menerima kebesaran dan
kekuasaaan Allah.[2] Dengan kekuatan akalnya manusia
dapat membedakan mana perbuatan baik dan buruk. Serta dengan akaal pula manusia
dapat membuktikan dan membenarakan adanya Allah swt.
e. Pendekatan
fungsional
Pengertian fungsional adalah usaha memberikan materi
agama menekankan pada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya.[3] Pendekatan fungsional yang
diterapakan disekolah dapat menjadikan agama lebih hidup dan dinamis. Ilmu
agama yng dipelajari oleh anak disekolah bukan hanya sekedar melatih otak,
tetapi diharapkan berguna bagi kehidupan anak baik dalam kehidupan individu
maupun sosial. Dengan demikian pendekatan fungsional berarti anak dapat
memanfaatkan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari baik individu maupun
masyarakat
f. Pendekatan
keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan
keteladanan, baik yang berlangsung melalui kondisi pergaulan yang akrab atau
personal sekolah, perilaku pendidikan dan tenaga pendidikan lain yang
mencerminkan akhlak terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan
ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.[4]
Keteladanan pendidik terhadap peserta didik merupakan
kunci keberhasilandalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial
anak. Hal ini karena pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan yang akan
dijadikannya sebagai teladan dalam mengdentifikasikan diri dalam segala aspek
kehidupannya atau figur pendidiikn tersebut terpatri dalam jiwa dan perasaannya
dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan.
g. Pendekatan
terpadu
Pendekatan terpadu adalah pendekatan yang dilakukan
dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara serentak beberapa pendekatan.
Pendekatan terpadu dalam pendidikan islam meliputi keseluruhan dari pendekatan
yang telah ada diatas.
B. Pengertian Komunikasi
dalam Pendidikan Islam
1. Pengertian
Komunikasi
Kata atau istilah
komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut
asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi
milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
kesamaan makna.
Sebagian pakar
komunikasi mengatakan bahwasannya komunikasi adalah proses mengirimkan,
menerima dan memahami gagasan dan perasaan dalam bentuk peran verbal atau
nonverbal secara disengaja atau tidak disengaja.[5]
Kita bisa
menyimpulkan komponen-komponen dalam proses komunikasi yaitu:
1. Kominikator, guru
adalah komunikator utama di dalam kelas. Namun, ketika para siswa berdiskusi
membahas satu topik, yang ber bicara itu menjadi komunikator.
2. Pesan, yang
disusun dengan elemen, isi, struktur tertentu yang merupkan hasil transformasi
dari pikiran/ gagasan/ perasaan dalam proses encoding yang
dilakukan komunikator yang kemudian dicode oleh komunikan.
3. Media
atau saluran komunikasi yang di pergunakan untuk menyampaikan pesan
yang di cerap melalui panca indra.
4. Komunikan, yaitu
para siswa yang menjadi halayak komunikasi yang dilakukan oleh gurunya atau
sesama siswa yang mendengarkan paparan temannya.
5. Efek, yang
merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang biasanya di
rumuskan sebagai perubahan atau peneguhan sikap, pendapat dan perilaku.
6. Umpan
balik, merupakan respon komunikasi selama proses komunikasi
berlangsung dari bisa mengubah pesan komunikasi, media komunikasi atau
komunikator.
7. Gangguan
komunikasi, gangguan yang di pandang membuat komunikasi tidak efektif.
Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis gangguan fisik atau
gangguan semantik dan gangguan mekanis.
8. Lingkungan, merupakan
pemberi pengaruh pada proses komunikasi manusia karena proses komunikasi tidak
berlangsung di ruang hampa.[6]
Proses komunikasi
dapat di klasifikasikan berdasarkan bentuk atau macamnya. Berdasarkan hasil
analisis sistematis para ahli, klasifikasi bentuk komunikasi dapat di bedakan
berdasarkan prinsip, komponen dan tehnik berkomunikasi yang di sesuaikan dengan
interaksi komunikas di lapangan. Diantara bentuk atau macamnya adalah:
1. Komunikasi
tatap muka
Proses komunikasi ini
di katakan juga sebagai komunikasi langsung (direct communication),
yaitu ketika berlangsung komunikasi antara komunikator dan komunikan saling
berhadapan dan saling meliahat, sehingga komunikator dapat memperhatikan respon
(feedback) komunikasi saat itu juga. Komunikasi ini sering di sebit
sebagai komunikasi arus balik atau umpan balik, yaitu feedback-nya
terjadi secara langsung.
2. Komunikasi
interpersonal
Komunikasi
interpersonal ( interpersonal communication) adalah kkomunikasi
antar komunikator dengan komunikan (orang perorang). Komunikasi jenis ini
dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat dan perilaku
seseorang, karena sifatnya dialogis atau percakapan arus baliknya bersifat
langsung. Komunikatos mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Ketika
komunikasi berlangsung komunikatos mengetahui pasti, apakah komuunikasinya itu
positif atau negatif, berhasil atau gagal. Jika tidak, ia dapat berusaha
untuk meyakinkan komunikan saat itu juga. Karena iya dapat memberi kesempatan
untuk merespon kepada komunikan se luas-luasnya. Selanjutnya, untuk komunikasi
inter personal ini akan dibahas lebih luas dalam pembahasan tersendiri.
3. Komunikasi
kelompok
Komunikasi kelompok
(groub communication) didalamnya termasuk juga komunikasi tatap
muka dan komunikasi langsung, karens komunikstor dan komunikan berada
dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat. Bentuk komunikasi ini
sama dengan komunikasi interpersonal, yaitu sama-sama menimbulkan arus balik langsung.
Perbedaannya jumlah komunikan yang terlibat dalam proses komunikasi.[7]
2. Pengertian Komunikasi Islam
Komunikasi
Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir
Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam sebagai komunikasi
alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang
bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia.
Kesesuaian
nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah kemanusiaan itu memberi
manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat. Sehingga dalam perspektif ini,
komunikasi Islam merupakan proses penyampaian atau tukar menukar informasi yang
menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi dalam Alquran. Komunikasi Islam
dengan demikian dapat didefenisikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai
Islam dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip
komunikasi yang sesuai dengan Alquran dan Hadis.
3. Etika Komunikasi dalam Islam
Dari
sejumlah aspek moral dan etika komunikasi, paling tidak terdapat empat prinsip
etika komunikasi dalam Alquran yang meliputi fairness (kejujuran),
accuracy (ketepatan/ketelitian), tanggungjawab dan kesejahteraan. Dalam
surah an-Nuur ayat 19 dikatakan:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلۡفَٰحِشَةُ
فِي ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۚ
وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ١٩
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita), perbuatan yang amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.
Dalam
masalah ketelitian menerima informasi, Alquran misalnya memerintahkan untuk
melakukan check and recheck terhadap informasi yang diterima. Dalam surah
al-Hujurat ayat 6 dikatakan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ
فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ
فَتُصۡبِحُواْ
عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ ٦
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.
Alquran
juga menyediakan ruangan yang cukup banyak dalam menjelaskan etika kritik
konstruktif dalam berkomunikasi. Salah satunya tercantum dalam surah Ali Imran
ayat 104:
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ
وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرۚ
وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤
Artyinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.[8]
4. Fungsi dan
manfaat komunikasi
Dengan berkomunikasi,
insya Allah, kita dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena
komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1. Fungsi
informasi
Untuk memberitahukan
sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat
memahaminya.
2. Fungsi
ekspresi
Sebagai wujud
ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi
kontrol
Menghindari
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah,
peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi
sosial
Untuk keperluan
rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi
ekonomi
Untuk keperluan
transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
6. Fungsi
da'wah
Untuk menyampaikan
pesan-pesan keagamaan dan perjuangan bersama.
Banyak manfaat yang
dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya
adalah:
1. Tersampaikannya
gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang
dimaksudkan.
2. Adanya
saling kesefahaman antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan,
sehingga terhindar dari salah persepsi.
3. Menjaga
hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas atau
jama'ah.
4. Aktivitas
'amar ma'ruf nahi munkar di antara sesama umat manusia dapat diwujudkan dengan
lebih persuasif dan penuh kedamaian.[9]
5. Manajemen
komunikasi pendidikan islam
Di dalam Al-Qur’an
terdapat 3 ayat yang mengajarkan tentang komunikasi, yaitu Ali Imron: 138,
al-Rahman: 4, dan al-Qiyamah: 19. Misalnya dalam surah ar-Rahman berikut:
ٱلرَّحۡمَٰنُ ١ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ٢
خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ ٣ عَلَّمَهُ ٱلۡبَيَانَ ٤
Artinya: (Tuhan) yang maha pemurah, yang telah mengajarkan
Al-Qur’an, Dia menciptakan manusia. Dia mengajarkannya (manusia) pandai
berbicara/ berkomunikasi (QS. Ar-Rahman:1-4)[10]
Ada dua metode
komunikasi yang menimbulkan rasa antusias untuk berkomunikasi dan ada pula yang
bisa membuat orang menjadi jenuh dan membosankan pendengarnya, dan ini perlu
kita hindari.
Disamping itu, ada
delapan prinsip yang perlu di lakukan agar komunikasi bisa dikerjakan dengan
efektif, yaitu sebagai berikut:
ü Berpikir
dan berbicara dengan jelas.
ü Ada
sesuatu yang penting untuk disampaikan.
ü Ada
tujuan yang jelas.
ü Penguasaan
terhadap masalah.
ü Pemahaman
proses komunikasi dan penerapan dengan konsisten.
ü Mendapatkan
empati dari komunikan.
ü Selalu
menjaga kontak mata, suara yang tidak perlu keras atau lemah atau menghindari
ucapan pengganggu.
ü Komunikasi
harus di rencanakan (apa pesan yang ingin di komunikasikan , siapa komunikan
yang dituju, buatlah sekenario yang jelas, dan hendaknya mempersiapkan diri
agar menguasai masalah).[11]
Dalam lembaga
pendidikan islam, kepala sekolah/ madrasah/ perguruan tinggi/ pesantren dalam
kapasitasnya sebagai manajer seharusnya berupaya menerapkan komunikasi yanng
benar-benar efektif dengan terlebih dahulu mengkondisikan kualitas komunikator,
komunikan, pesan-pesan dalam komunikasi, lingkungan komunikasi, media
komunikasi, dan sebagainya.
Semua pengondisian
ini untuk melakukan komunikasi yang benar-benar mampu mengubah perilaku
komunikan, baik para tenaga pengajar,/ pendidik, karyawan, siswa/ mahasiswa/
santri, atau siapapun yang sedang dalam posisi diajak berkomunikasi, termasuk
juga walimurid/ wali mahasiswa/ wali santri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. pendekatan
adalah segala cara atau strategi yang digunakan pendidik untuk
menunjang keefektifan, keefisien dalam proses
pembelajaran materi tertentu.
2. Ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan dalam pendidikan islam yaitu Pendekatan
pengalaman, Pendekatan pembiasaan, Pendekatan emosional, Pendekatan
rasional,pendekatan fungsional,pendekatan keteladanan dan pendekatan terpadu.
3. Sebagian
pakar komunikasi mengatakan bahwasannya komunikasi adalah proses mengirimkan,
menerima dan memahami gagasan dan perasaan dalam bentuk peran verbal atau nonverbal
secara disengaja atau tidak disengaja. Kita bisa menyimpulkan komponen-komponen
dalam proses komunikasi yaitu: Kominikator, Pesan, Media atau saluran
komunikasi, Komunikan, Efek,Umpan balik,Gangguan komunikasi, Lingkungan.
4. komunikasi
memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah Fungsi
informasi, Fungsi ekspresi, Fungsi kontrol, Fungsi sosial, Fungsi ekonomi, dan
Fungsi da'wah.
5. Dalam
lembaga pendidikan islam, kepala sekolah/ madrasah/ perguruan tinggi/ pesabtren
dalam kapasitasnya sebagai manajer seharusnya berupaya menerapkan komunikasi
yanng benar-benar efektif dengan terlebih dahulu mengkondisikan kualitas
komunikator, komunikan, pesan-pesan dalam komunikasi, lingkungan komunikasi,
media komunikasi, dan sebagainya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pada mahasiswa
agar lebih mudah memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan
materi yang dikaji diatas.Hal itu semua untuk membantu dan mempermudah
pekerjaan mahasiswa dalam memahami tentang pendekatan dan komunikasi dalam
pembelajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA
An Nahlawi,
Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta : Gema
Insani. 1995.
Armai, Arief.
Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Press, 2002.
Mujib, Abdullah.
Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset. 2008. Nata, Abudin, Prof, Dr, MA.
Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratam, 2005) Ubhiyati, Nur.
Ilmu Pendidikan
Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997.http://sumut.kemenag.go.id/ di
akses 18 Maret 2013
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html.
diakses 17 Maret 2013
Yosal
Iriantara, Komunikasi Pembelajaran, Cet 1, (Bandung: zremaja
rosdakarya 2014).
Enjang, komunikasi
konseling, Cet 1, (Bandung: Nuansa 40619).
Mujamil Qomar, manajemen
pendidikan islam, (Penerbit Erlangaa).
http://etikaberkomunikasi.blogspot.co
id.
http://www.kompasiana.com/faisalwibowo/komunikasi-dalam-perspektif-islam.
[1] Ramayulis,2006.Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta : kalam mulia. hlm.256
[2] Ibid.257
[3] Ibid.258
[4] Ramayulis,
op.cit, hlm 181
[5] Yosal Iriantara, Komunikasi
Pembelajaran, Cet 1, (Bandung: zremaja rosdakarya 2014) Hlm. 3.
[6] Ibid, Hlm. 8-9.
[7] Enjang, komunikasi konseling, Cet 1,
(Bandung: Nuansa 40619), Hlm. 23-24
[8] http://etikaberkomunikasi.blogspot.co id.
[9] http://www.kompasiana.com/faisalwibowo/komunikasi-dalam-perspektif-islam.
[10] Mujamil Qomar, manajemen pendidikan
islam, (Penerbit Erlangaa), Hlm. 252.
[11] Ibid, Hlm. 255-256