KONSEP MANAJEMEN KURIKULUM
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulu menjadi aspek yang berpengaruh
terhadap keberhasilan pendidikan nasional dan menjadi komponen yang memiliki
peran strategis dalam sistem pendidikan. Bahkan studi tentang manajemen
kurikulum saat ini semakin mendapat banyak perhatian dari kalangn ilmuwan dan
para ahli yang menekuni bidang kurikulum, administrasi pendidikan, dan
teknologi pendidikan. Beralasan bahwa kurikulum menempati bagian terpenting
pada suatu lembaga pendidikan. Menjadi wajar karena dunia mengalami era
globalisasi dan banyak perubahan dalam berbagai lini kehidupan serta
mempengaruhi dunia pendidikan.
Perkembangan yang terkait dengan IPTEK,
masyaraat, berbangsa dan bernegar, maupun isu-isu di dalam dan di luar negeri
merupakan tantangan yang harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Oleh karena
itu, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam hal ini
KEMENDIKBUD/Departemen Pendidikan Nasional harus mampu dengan cepatmenjawab
tantangan-tantangan tersebut untuk direalisasikan dalam program pendidikan di
wilayah kerjanya.
Banyak aspek pembaharuan dalam bidang
pendidikan yang berpengarauh terhadap kurikulum, seperti program percepatan
pembelajaran, kurikulum muatan lokal, desentralisasi, pelaksanaan remidial dan
pengayaan, manajemen berbasis sekolah (MBS), kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), dan baru-baru ini yaitu kurikulum berkarakter.
Berdasarkan hal tersebut di atas
pemakalah bermaksud melakukan pembahasan tentang konsep manajemen kurikulum
dimaksudkan agar dapat membantu, memahami, dan mengontrol implementasi
kurikulum, sehingga lembaga pendidikan bisa secara kooperatif dan mandiri
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum berasal dari dua
kata yaitu manajemen dan kurikulum keduanya
memiliki pengertian yang berbeda.
1. Definisi
manajemen
Manajemen berasal dari kata to
manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses
dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri.
Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang di miliki oleh
sekolah atau organisasi yang di antaranya adalah manusia, uang,
metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis
dalam suatu proses1.
Manajemen adalah proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat,
dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami
mengapa dan bagimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet
karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi
oleh keahllian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
profesional dituntun oleh suatu kode etik2.
2. Definisi
manajemen menurut para ahli3
Menurut Hasibuan, manajemen
sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Stoner, seperti yang dikutip
Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk
menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan
organisasi yang dinyatakan dengan jelas.
Gordon (1976)
dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen merupakan
metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mary Parker Follet, manajemen
adalah sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art
getting things done through people)4.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
Harold Koontz & O’Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan,
manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan
melalui dan dengan orang-orang lain.
3. Definisi
kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu5. Kurikulum adalah program pendidikan (sekolah)
bagi siswa berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan6.
4. Definisi
kurikulum menurut para ahli
Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis
(1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar
dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.
Menurut pendapat dari Harold B. Alberty
(1965) memandang bahwa kurikulum sebagai seluruh kegiatan yang diberikan kepada
siswa dibawah tanggung jawab sekolah (all the activities that are provided
of the students by the school)7.
Menurut Oemar Hamalik, Kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.
Menurut Supandi, Kurikulum adalah
sebagai suatu perangkat pelbagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa,
batasan ini nampak jelas pada kurikulum 1968 Dikdasmen.
Romine, “Curriculum is interpreted to
mean all of the organized courses, activities and experiences which pupils have
under the direction of the school, wether in the classroom or not.” Kegiatan
kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas saja, melainkan mancakup juga
kegiatan di luar kelas. Karena itu menurut pandangan modern kegiatan intra
kulikuler dan ekstra kulikuler tidak ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan
yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa adalah kurikulum.
Alice Miel, “Curriculum in composed of
the experiences children undergo, it fallows as a corolary that the curriculum
is the result of interaction of a complexity of factors, including the physical
environment and the desires, beliefs, knowledge attitudes, and skill of the
person served by and serving the school, namely, the learners, community
adults, and educators (not forgetting the custodians, clerks, secretaries and
other non teaching amployees of the school)8.
Kurikulum adalah rencana tertulis
tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang
perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai
kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat
pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan
dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya
pada satuan pendidikan tertentu9.
5. Definisi
manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum ialah sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehenshif, sistemik, dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Otonomi yang diberikan pada
lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga
pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah
ditetapkan10.
Manajemen Kurikulum adalah segenap
proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan
dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Manajemen Kurikulum adalah proses
kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen Kurikulum merupakan suatu
sistem kurikulum yang berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut
beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat membuat
peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar.
Manajemen Kurikulum adalah pemberdayaan
dan pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa untuk dapat
mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai kehidupan yang
dipelajarinya.
Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk
mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan
pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu11.
Keterlibatan masyarakat dalam menajemen
kurikulum di maksudkan agar dapat memahami, membantu, dan mengontrol
implementasi kurikulum, sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain
dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam mengdentifikasikan kebutuhan
kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan
pembelajaran, menilai kurikulum, mengendalikan serta melaporkan sumber dan
hasil kurikulum, baik kepada masyarakat maupun pada pemerintah12.
B. Ruang
lingkup manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian
integral dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup Manajemen Kurikulum meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan
pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/ kompetensi dasar)
dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga
kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik
maupun dengan lingkungan di mana sekolah itu berada13.
Studi manajemen kurikulum adalah bagian
integral dari studi kurikulum. Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum
adalah meliputi bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan, dan
perbaikan kurikulum. Studi manajemen pengembangan kurikulum pada dasarnya
eratkaitan dengan studi administrasi pendidikan, dimana fungsi supervise telah
tercangkup di dalamnya14.
Beberapa ruang lingkup studi yang
dikembangkan15, yaitu:
a. Manajemen perencanaan dan
pengembangan kurikulum, di dalam manajemen ini akan dipelajari masalah
perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting
mandapat perhatian, karena terkait erat dengan faktor-faktor mandasar,
peran berbagai pihak dan metedologi pengembangan itu sendiri, sehingga
merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan dan pengembangan kurikulum
b. Manajemen pelaksanaan kurikulum.
Bidang ini mempelajari sebab erat kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum
disekolah atau lembaga pendidikan dan latihan. Peran administrator (kepala
sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian asministratif.
c. Supervise pelaksanaan kurikulum.
Bidang ini membahas lebih mendasar dan meluas, sebagai erat kaitannya dengan
upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal sekolah, yang mendapat
tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara
bagaimanamereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai
supervisor.
d. Pemantauan dan penilaian kurikulum.
Peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan,
supervisi dan perbaikan kurikulum.
e. Perbaikan kurikulum. Bidang ini
harusnya mendapatkan perhatian yang lebih oleh sebab erat kaitannya dengan
upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan
dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang ada akhirnya dengan
dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.
f. Desentralisasi dan sentralisasi
pengembangan kurikulum, perlu dikaji secara lebih lanjut berkaitan dengan
desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.
g. Masalah ketenagaan
dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpinan yang serasi
pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.
C. Prinsip
Manajemen Kurikulum
Terdapat lima prinsip16 yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu sebagai
berikut:
1. Produktivitas, hasil
yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus
dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi
sasaran dalam manajemen kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen
kurikulum harus berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan
subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil
yang di harapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja
sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian
kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi
untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif
singkat.
5. Mengarahkan visi, misi dan
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus
dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.
D. Fungsi
Manajemen Kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu
dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kurikulum berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan
berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.
Ada beberapa fungsi manajemen kurikulum17 di antaranya sebagai
berikut:
1. Meningkatkan efesiensi
pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen
kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2. Meningkatkan keadilan (equity) dan
kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang maksimal, kemampuan yang
maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan
kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3. Meningkatkan relevansi dan
efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar.
4. Meningkatkan efektivitas kinerja
guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang
professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5. Meningkatkan efesiensi dan
efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu
dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara
desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun
siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
efesien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum.
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikuum yang dikelola secara
profesional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar
atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan cirik khas dan kebutuhan
pembangunan daerah setempat.
E. Konsep
Manajemen Kurikulum
Kurikulum di sekolah merupakan penentu
utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa mengacu pada kurikulum yang
ada. Berdasarkan hal tersebut kurikulum harus tepat dirumuskan secara
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum tersebut.
Program pendidikan/ kurikuler tersebut,
sekolah/ lembaga pendidikan berusaha mendorong siswa agar berkembang dan tumbuh
secara tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Keterlibatan masyarakatpun ikut andil
mengambil bagian penting dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat
memahami, membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, mendesain kurikulum,
menentukan prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,
mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada
masyarakat maupun pemerintah18.
Kurikulum yang dirumuskan harus
sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, tuntutan dan
kemajuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasar manajemen kurikulum
merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan
modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan
oleh guru19.
Manajemen Kurikulum membicarakan
pengorganisasian sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan manajemen
kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Perkembangan kurikulum di Republik
Indonesia sampai saat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Badan Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006
tentang Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar
Kompetensi Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23.
Pembakuan Undang-Undang dan Permendiknas
itu menjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum
dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sehingga dengan demikian
undang-undang dan peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan
dipahami.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Manajemen
adalah proses dimana adanya suatu kegiatan untuk mencapai atau mewujudkan
tujuan tertentu yang telah ditetapkan secara bersama didalam organisasi.
· Kurikulum
adalah susunan satu rangkaian kegiatan yang didalamnya mengandung rencana
belajar siswa, sebagai pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah
saat didalam kelas maupun diluar sekolah.
· Manajemen Kurikulum
adalah segenap proses usaha bersama untuk mewujudkan pencapaian tujuan
pengajaran juga meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen
kurikulum di sekolah ataupun didunia pendidikan sangat diperlukan guna untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan kurikulum dapat dijadikan
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
· Ruang lingkup
manajemn kurikulum/ Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah
meliputi bidang perencanaan, dan pengembangan, pelaksanaan, dan perbaikan
kurikulum.
· Manajemen kurikulum
terdapat lima prinsip untuk mengimplementasikan yaitu Produktivitas,
demokratisasi, Kooperatif, efektivitas dan efesiensi, dan mengarahkan visi,
misi, dan tujuan.
· Fungsi
manajemen berfungsi agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum
berjalan lebih efektif, efesien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai
sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum.
· Kurikulum di
sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Segala aktivitas siswa
mengacu pada kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. 2009. Landasan
Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rusman. 2009. Manajemen
Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers
Eliadian. Pengertian manajemen,
kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen kurikulum, dalam http://eliadian.blogspot.com,
20:26/02.03.2013.
Foot Note :
1 Eliadiana, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan
konsep manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com,
20:26/02.03.2013.
2 Nanang
Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja
rosdakarya, 2009), hlm.1.
3 Eliadian,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum, http://eliadian.blogspot.com,
20:26/02.03.2013.
4 Nanang
Fattah, Landasan manajemen pendidikan (Bandung: Remaja
rosdakarya, 2009), hlm.3.
5 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers,
2009), hlm3.
6 Oemar
Hamalik, manajemen pengembangan kurikulum (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm10.
7 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers,
2009), hlm3.
8 Eliadian,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum, http://eliadian.blogspot.com,
20:26/02.03.2013.
9 Eliadian,
“pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep manajemen
kurikulum, http://eliadian.blogspot.com,
20:26/02.03.2013.
10 Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3.
11 eliadian, Loc.cit.
12 Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm.3.
13 Rusman, op.cit., hlm.4.
14 Oemar Hamalik, manajemen pengembangan kurikulum (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007), hlm20.
15 Oemar
Hamalik, op.cit., hlm.21.
16 Rusman, manajemen kurikulum (Jakarta: Rajawali pers,
2009), hlm4.
17 Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm5.
18 Rusman, manajemen
kurikulum (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hlm4.
19 Eliadian, “pengertian manajemen, kurikulum, manajemen kurikulum, dan konsep
manajemen kurikulum, http://eliadian.blogspot.com,
20:26/02.03.2013.