MAKALAH MASALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

MASALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perjalanannya dunia Pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau  Kurikulum Berbasis Kompetensi (meski belum sempat disahkan pemerintah, tetapi sempat berlaku di beberapa sekolah piloting project),  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan pemerintah melalui Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Nomor 23 tentang Standar Komnpetensi Lulusan, dan Permen Nomor 24. Dan terakhir kali kurikulum 13. Tentang Pelaksanaan Permen tersebut. Ada rumor yang berkembang dalam masyarakat bahwa ada kesan “Ganti Menteri Pendidikan Ganti Kurikulum.” Kesan itu bisa benar bisa tidak, tergantung dari sudut mana kita memandang. Kalau sudut pandangnya politis, maka pergantian sistem pendidikan nasional, termasuk di dalamnya perubahan kurikulum akan selalu dikaitkan dengan kekuasaan (siapa yang berkuasa).

Namun, kalau sudut pandangnya nonpolitis, pergantian kurikulum merupakan suatu hal yang biasa dan suatu keniscayaan dalam rangka merespons perkembangan masyarakat yang beitu cepat. Pendidikan harus mampu menyesuaikan dinamika yang berkembang dalam masyarakat, terutama tuntutan dan kebutuh masyarakat. Dan itu bisa dijawab dengan perubahan kurikulum. Seorang guru yang nantinya akan melaksanakan kurikulum di kelas melalui proses belajar mengajar, dipandang perlu mengetahui dan memahami kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia. Dengan demikian, para guru dapat mengambil bagian yang terbaik dari kurikulum yang berlaku di Indonesia untuk diimplementasikan dalam menjalankan proses belajar mengajar.

Perubahan kurikulum dari waktu kewaktu tidak lain adalah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan yang diharapkan, namun sejatinya dalam proses pengembangan tersebut terdapat masalah-masalah atau kendala  yang dihadapi dalam proses pengembangan kurikulum,dari itu penulis ingin sedikit memaparkan tentang judul makalah “ masalah pengembangan Kurikulum”.

 

B.  RUMUSAN MASALAH

a.         Apa pengertian kurikulum pendidikan?

b.         Apa saja yang menjadi faktor permasalahan kurikulum pendidikan?

c.         Bagaiman solusi-solusi dalam permasalahan kurikulum pendidikan?

 

C.  TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu:

a.    Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan.

b.    Untuk mengetahui faktor permasalahan kurikulum pendidikan.

c.    Untuk Mengetahui solusi-solusi dalam permasalahan kurikulum pendidikan.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Pendidikan

Dalam banyak literature, kurikulum diartikan sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Kurikulum sebagai rencana  belajar atau sebagai hasil belajar yang telah diniati, tentunya harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut:

a)      Kemana rencana tersebut akan diarahkan?

b)      Apa yang harus di pelajari dalam rencana tersebut?

c)      Bagaimana rencana itu harus di laksanakan?

d)     Bagaimana mengetahui bahwa rencana tersebut telah mencapai arah yang telah ditetapkan?

Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf  perkembangan siswa. Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah proses belajar dan mengajar. Didalam proses terebut ada dua subjek yang terlibat, yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang di bina sedangkan guru adalah subjek yang membina.[1]

Sedangkan pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu ruhani dan jasmani. Pendidikan berarti lembaga yang bertanggung jawab untuk menetapkan cita-cita (tujuan), isi, sistem dan organisasi di dalam pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat (negara). Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti terakhir ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan.[2]

Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis. Bahkan kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri, karena peran kurikulum sangat penting maka, menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dala proses pendidikan.

Dalam pengertian kurikulum yang dikemukakan tersebut harus diakui ada kesan bahwa kurikulum seolah-olah hanya dimiliki oleh lembaga pendidikan modern dan yang telah memiliki rencana tertulis. Sedangkan lembaga pendidikan yang tidak memiliki rencana tertulis dianggap tidak memiliki kurikulum. Pengertian tersebut memang pengertian yang diberlakukan untuk semua unit pendidikan dan secara administratif kurikulum harus terekam secara tertulis.

Dalam pengertian “intrinsic” kependidikan maka kurikulum adalah jantung pendidikan. Artinya, semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa yang direncanakan kurikulum. Kehidupan di sekolah adalah kehidupan yang dirancang berdasarkan apa yang diinginkan kurikulum. Pengembangan potensi peserta didik menjadi kualitas yang diharapkan adalah didasarkan pada kurikulum. Proses belajar yang dialami peserta didik di kelas, di sekolah, dan di luar sekolah dikembangkan berdasarkan apa yang direncanakan kurikulum. Kegiatan evaluasi untuk menentukan apakah kualitas yang diharapkan sudah dimiliki oleh peserta didik dilakukan berdasarkan rencana yang dicantumkan dalam kurikulum. Oleh karena itu kurikulum adalah dasar dan sekaligus pengontrol terhadap aktivitas pendidikan. Tanpa kurikulum yang jelas apalagi jika tidak ada kurikulum sama sekali maka kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan tidak efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang maksimal.

Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:

a)      peningkatan iman dan takwa;

b)      peningkatan akhlak mulia;

c)      peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

d)     keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e)      tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f)       tuntutan dunia kerja;

g)      perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama;

h)      dinamika perkembangan global; dan

i)        persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan (pasal 36 ayat 2).

B.  Masalah-Masalah dalam Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Kurikulum disusun oleh ahli pendidikan, pendidik, pejabat pendidikan serta unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan tujuan memberi pedoman kepada pelaksana pendidikan dalam proses bimbingan perkembangan siswa untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan siswa sendiri. Kurikulum perlu dikembangkan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari pengembangan kurikulum, para pengembangan perlu memahami berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Ada berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Masalah-masalah yang dikaji dalam perkuliahan ini mencakup masalah baik secara khusus maupun umum.

Terdapat berbagai faktor yang menjadi permasalahan khusus  di dalamnya, Antara lain adalah para guru, masyarakat, kepala sekolah, biaya, dan birokasi. Sedangkan di dalam permasalahan umum terdapat beberapa faktor yaitu: Bidang Cakupan (Scope), Relevansi,  Keseimbangan, Artikulasi, Pengintegrasian, Rangkaian (Sekuens), Kontinuitas dan Kemampuan Transfer

a)      Permasalahan Kurikulum secara khusus

·         Pada guru: guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum disebabkan beberapa hal yaitu kurang waktu, kekurang sesuaian pendapat, baik dengan sesama guru maupun kepala sekolah & administrator karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.[3]

·         Dari masyarakat: untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat, baik dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan ataupun kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah.[4]

·         Masalah biaya: untuk pengembangan kurikulum apalagi untuk kegiatan eksperimen baik metode isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit. [5]

·         Kepala sekolah : dalam hal ini seharusnya kepala sekolah mempunyai latar belakang mendalam tentang teori dan praktek kurikulum. Kepala sekolah merupakan peranan yang penting dalam pengembangna kurikulum.

·         Birokrasi : terdiri dari para inspeksi di Kanwil dan juga orang tua maupun tokoh- tokoh masyarakat. Kepala sekolah dan stafnya tidak dapat bekerja dalam kerangka patokan yang ditetapkan oleh Depdikbud.[6]

b)      Permasalahan Kurikulum secara Umum

·         Cakupan (scope)

Bidang cakupan kurikulum meliputi keluasan topik, pengalaman belajar, aktivitas, pengorganisasian unsur-unsur kurikulum serta hubungan pengintegrasian dan pengorganisasian berbagai unsur-unsur kurikulum tersebut.Cakupan (scope) berkaitan dengan penganturan penyampaian pelajaran-pelajaran pada waktu dan tingkatan yang sama.  Dengan kata lain cakupan mengacu pada apa unsur-unsur kurikulum, apa pengelolaan dan hubungan peintegrasian unsur-unsur kurikulum.

 

 

Untuk menentukan bidang cakupan tersebut, para ahli digadapkan pada beberapa permasalahan diantaranya:

a.       Pengorganisasian berbagai unsur dan hubungan antar unsur kurikulum. Pengembang kurikulum sebaiknya dapat melakukan hal ini, sebab konsep, pengetahuan dan keterampilan saat ini tidak terbatas,

b.      Perkembangan dan kemajuan IPTEK begitu pesat, oleh sebab itu pengembang kurikulum perlu memprediksi perkembangan dan kemajuan IPTEK dimasa depan,

c.       Tujuan perlu diorganisir berdasarkan pengalaman belajar, topik, hubungan antar unsur kurikulum, tujuan inklusif, pengorganisasian tujuan khusus dari tujuan umum,

d.      Pengambilan keputusan jadi atau tidak skope untuk digunakan sebagai cakupan dalam kurikulum

Masalah yang berkaitan dengan cakupan dan sekuens tidak berlaku pada satu mata pelajaran saja, tetapi harus pula dipikirkan keserasian perkembangan antar mata pelajaran yang ada kalanya harus di berikan secara bersamaan (paralel) dan ada pula yang harus di berikan secara bertahab (berturut-turut).[7]

·         Revansi

Relevansi adalah menyangkut kegunaan dan kebermaknaan suatu kurikulum bagi orang, masyarakat, dan bangsa. Artinya bahwa kurikulum perlu dikembangkan agar memiliki kegunaan dan kebermaknaan bagi orang, masyarakat, dan bangsa.

relevansi atau kesesuaian merupakan suatu peramasalahan lain yang cukup esensial dan harus mendapatkan perhatian serius dalam pengembangan kurikulum. Ini dikerenakan kata relevansi itu sendiri dikaitkan dengan masalah dunia kerja (vocation), kependudukan (citizenship), hubungan antar pribadi (personal relationship) dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya yang menyangkut budaya, sosial,  politik dan sebagainya. Akan tetapi meski bagai manapun nampak jelas terlihat bahwa masalah relevansi berkembang menurut kegunaan dan kebermaknaan suatu kurikulum bagi masyarakat dan bangsa, bahkan bagi komunitas bangsa di sunia pada umumnya.

·         Keseimbangan

Keseimbangan (balance) berarti pemberian bobot yang tepat intuk setiap komponen kurikulum, sehinga tidak terjadi ketidak seimbangan di kemudia hari, yang di ketahui setelah berlangsungnya evaluasi dalam pembelajaran tingkat nasional.[8]

Kurikulum dikembangkan sebaiknya memiliki keseimbangan. Beberapa variabel yang perlu dipertimbangkan terkait dengan keseimbangan. Variabel-variabel tersebut adalah:

a.       kurikulum yang berpusat pada siswa dan berpusat pada pelajaran

b.      kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat

c.       pendidikan umum dan pendidikan khusus

d.      luas dan dalamnya kurikulum

e.       domain kognitif, afektif dan psikomotor,

f.       pendidikan individual dan masyarakat,

g.      inovasi dan tradisi,

h.      logis dan psikologis,

i.        kebutuhan akademis yang diharapkan,

j.        metode, pengalaman dan strategi,

k.      dunia kerja dan permainan,

l.        disiplin kelembagaan, sekolah dan masyarakat sebagai sumber daya dalam pendidikan,

m.    tujuan-tujuan kelembagaan

n.      disiplin ilmu

 

·         Artikulasi

Artikulasi diartikan sebagai pertautan antara kelompok elemen atau unsur lintas tingkatan sekolah. Contohnya dapat dilihat antara SD dan SLTP, SLTP dan SMA, erta SMA dan Perguruan Tinggi, yang juga tak lepas dalam dimensi sekuens seperti halnya kontinuitas. Oliver (olivia,1992) menjelaskan pengertian artikulasi sebagia “artikulasi horizontal” atau “korelasi”, sedangkan kontinuitas sebagai “artikulasi vertical”. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa antara sekuens, kontinuitas, dan artikulasi terdapat kaitan satu dengan yang lainnya. Adapun artikulasi merupakan suatu rencana sekuens unit-unit materi pelajaran secara lintas tingkat.

 

·         Pengintegrasian

Para pengembang kurikulum perlu memperhatikan pemaduan, penggabungan dan penyatuan antar disiplin ilmu, seperti:[9]

a.       Bagaimana menciptakan surat menyurat (korespondensi) antara Tujuan Pendidikan Nasional (Tupenas), Tujuan Instutisional dan tujuan Intruksional yang harus di cantumkan dalam kurikulum yang di perlukan mekanisme untuk memantau keselarasan pencapaian tujuan-tujuan tersebut sehingga apabila terdapat diskripansi dapat segera di lakukan tindakan perbaikan.

b.      Bagaimana membina hubungan yang jelas antara komponen-komponen tujuan kurikulum (Instruksional), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evluasi. Contonya di dalam pelajaran Kewarganegaraan yang tidak hanya menyajikan bagaimana hubungan seorang warganegara yang baik dengan pemerintahan maupun dengan masyarakar, tetapi harus dapat menumbuhkan empati  terhadap pemerintahan, kehidupan masyarakat, pengaruh lingkungan hidup serta menerapkan norma-norma hidupmmasyarakat yang baik.

Namun demikian hal ini bukanlah menjadi keharusan, bergantung pada filosofi yang dijadikan pendangan dalam pengembangan kurikulum.

 

·         Rangkaian (Sekuens)

Sekuen adalah susunan atau urutan pengelompokkan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan kurikulum. Pengembang kurikulum perlu memperhatikan rangkaian unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain sekuen mencakup kapan dan dimana pokok-pokok bahasan ditempatkan dan dilaksanakan yang berkaitan dengan laju pergerakan dari tingkaan paling rendah ke tingkatan yang paling atas. Sekuen merupakan pengaturan unit-unit dan materi pembelajaran secara logis dan kronologi menurut unit, lembaga dan tingkatannya.

Beberapa panduan yang dapat dijadikan rujukan dalam menyusun penyusunan unsur kurikulum.

a.       Dimulai dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.

b.      Menurut alur kronologis.

c.       Balikan dari alur kronologis.

d.      Dari geografis yang jauh menuju dekat, atau dari yang dekat menuju yang jauh

e.       Dari yang konkret ke yang abstrak.

f.       Dari umum ke khusus, atau dari khusus ke yang umum.

Secara garis besar ada tiga konsep sekuens yaitu: sekuen menurut kebutuhan, sekuen makros dan sekuen mikro. Hal yang perlu pula diperhatikan oleh pengembang kurikulum adalah tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan, ketertarikan atau minat siswa, tingkat kegunaan dan kesukaran materi pembelajaran.

 

·         Kontinuitas

Makna kontinuitas adalah pengulangan vertikal, yang kompleks dan canggih dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Pengulangan tidak hanya berarti pengulangan konten pembelajaran, namun sebagai pengulangan unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain kontinuitas merupakan rencana introduksi dan reintroduksi unit-unit materi yang sama di berbagai tingkatan dalam upaya meningkatkan pemahaman yang kompleks dan komprehensif.

 

·         Kemampuan Transfer

Pengembang kurikulum perlu  memperhatikan unsur-unsur yang perlu ditransfer. Untuk itu pengembang kurikulum perlu menentukan tujuan, menyeleksi isi atau materi dan meyeleksi strategi pembelajaran yang mengarah pada pendayagunaan proses transfer secara maksimal.

 Pada hakikatnya sesuatu yang diberikan sekolah merupakan “proses pentransferan nilai” yaitu apapun yang dipelajari di sekolah seharusnya bisa diaplikasikan di luar sekolah, tatkala peserta didik sudah menamatkan pendidikannya. Dengan demikian, proses pendidikan di luar sekolah harus dapat memperkaya kehidupan peserta didiknya.

Para ahli pendidikan seperti Thorndike, Daniel dan L. N. Tanner serta Taba menyepakati bahwa jika guru hendak mentransfer nilai-nilai maka terlebih dahulu harus diperhatikan prinsip-prinsip umum dari proses transfer yaitu:

a.       Transfer merupakan hati nurani pendidikan;

b.      Proses transfer memungkinkan untuk dilakukan

c.       Proses transfer dimalai dari situasi yang lebih dekat, ke situasi luar kelas yang lebih jauh dan luas

d.      Hasil transfer akan lebih bermakna (meaningful) jika guru membantu siswa dalam menderivasi, generalisasi, serta menetapkan generalisasi tersebut;

e.       Secara umum, dapat dikatakan bahwa ketika siswa memperoleh pengetahuan bagi dirinya, proses transfer tersebut telah berhasil.

 

C. Solusi dalam Permasalahan Kurikulum

 Suatu kurikulum bisa mencapai sasaran yang sesuai dangan pendidikan, hendaknya di perhatikan beberapa hal[10], yaitu:

a.       Landasan Pokok Kurikulum

Tujuan umum dalam pendidikan harus menjadi landasan pokok. Adanya tujuan pendidikan yang jelas dapat memudahkan dalam enetapkan isi pendidikan. Ada 3 aspek yang harus di perhatikan dalam menentukan isi pendidikan, diantaranya:

1.      Missi Nasional

2.      Aspek sosial budaya

3.      Aspek pembangunan, dan

4.      Modernisasi, yang meliputi: pembinaan rasionalitas, efisiensi, produktivitas dan pembinaan ilmu pengetahuan serta teknologi

b.      Kebijaksanaan Pendidikan

Landasan kebijaksanaan pendidikan perlu adanya identifikasi terlebih dahulu. Sekurang-kurangnya ada 3 kebijaksanaan dalam pendidikan, yaitu:

1.      Kebijaksanaan umum yang meliputi kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan kewajiba belajar, membimbing masyarakat, mencerdaskan masyarakat dan memajukan kebudayaan nasiona

2.      Kebijaksanaan dalam pendidikan sekolah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

ü  Sekolah harus berorientasi pada pembangunan

ü  Sekolah harus merupakan bagian integral dari masyarakat

ü  Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan

3.      Kebijaksanaan pendidikan di luar sekolah. Dalam hal ini penting di perhatikan

ü  Memupuk inesiatif dan usaha masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

ü  Pemerintah menertibkan dan membina usaha masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

 

c.       Program-program pendidikan

Program pendidikan yang harus di perhatikan dalam kurikulum, meliputi:

1.      Pembaharuan pendidikan di sekolah melalui:

ü  Mengefektifkan koordinasi antara komponen menejemen Depdikbud dan hubungan dengan departemen lain yang turut serta dalam pendidikan.

ü  Menyusun rencana jangka panjang yang dapat di rinci penahapannya dalam jangka pendek

ü  Mengisi rencana di atas secara integral dalam arti meliputi semua aspek kurikulum.

2.      Penyediaan logistik pendidikan

3.      Program pendidikan olahraga, kepemudaan dan kebudayaan

4.      Program penyediaan tenaga kerja

 

d.      Variabel yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan

Dalam hal ini terdapat variabel yang delapan variabel yang perlu di pertimbangkan, yakni:

1.      Tradisi dan aspirasi social

2.      Manusia, perkembangan anak dan masyarakat

3.      Demografi

4.      Ekologi

5.      Prasarana dan sarana pendidikan

6.      Kondisi pendidikan sekarang

7.      Politik nasional dan internasional

8.      Proses modernisasi

Dalam memperhatikan variabel di atas, di harap proses mekanisme dalam kurikulum tidak terburu-buru (asal jadi) tetapi menempuh proses ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Hendaknya di ingat bahwa kurikulum jangan hanya berlaku beberapa saat saja, disebabkan perencanaan tidak di lakukan dengan matang, pada umumnya akan merugikan bangsa, negara dan pada khususnya akan merugikan pendidikan.

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atai program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf  perkembangan siswa.Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah proses belajar dan mengajar. Didalam proses terebut ada dua subjek yang terlibat, yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang di bina sedangkan guru adalah subjek yang membina Kurikulum sebagai rencana  belajar atau sebagai hasil belajar yang telah diniati, tentunya harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut (a) Kemana rencana tersebut akan diarahkan? (b) Apa yang harus di pelajari dalam rencana tersebut? (c) Bagaimana rencana itu harus di laksanakan? (d) Bagaimana mengetahui bahwa rencana tersebut telah mencapai arah yang telah ditetapkan?.

Untuk mencapai tujuan dari pengembangan kurikulum, para pengembangan perlu memahami berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Ada berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Masalah-masalah yang dikaji dalam perkuliahan ini mencakup masalah baik secara khusus (para guru, masyarakat, kepala sekolah, biaya, dan birokasi) maupun secara umum (Bidang Cakupan (Scope), Relevansi,  Keseimbangan, Artikulasi, Pengintegrasian, Rangkaian (Sekuens) , Kontinuitas dan Kemampuan Transfer).

Dalam mecari Solusi dalam pengembangan kurikulum harus memahami (a) Landasan Pokok Kurikulum (b) Kebijaksanaan Pendidikan (c) Program-program pendidikan (d) Variabel yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan sehingga soludi yang diberikan terarah.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Saodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana 1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo

http://varossita.blogspot.com/2010/10/kendala-dalam-pelaksanaan-pengembangan.html diunduh pada tanggal 19/10/2011, 12:05

Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi & Kejuruan. Bandung: Refika Aditama

http://fungsiumum.blogspot.com/2013/05/masalah-pengembangan-kurikulum.html

Nasution S. 2008. Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara

 

 



[1][1] DR.H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, hlm. 3.

[2] Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 7.

[3] Nana Saodih,Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, hlm 160

[4] Ibid. hlm 161

[5] Ibid. hlm 161

[6] S. Nasution, Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm 1443- 144

Diposkan oleh Afninti Loka Puspita di 21.53

[7] Dr. Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, ST, M.Pd. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejujuran. Hlm 86

[8] Ibid. hlm 86-87

[9] Ibid. hlm 84-85

[10] DR.H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, hlm. 155-157

 


Artikel Terkait