MAKALAH MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM

 

MANAJEMEN PERENCANAAN KURIKULUM

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

        Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional haruslah dikelola dengan tepat agar sebagai subsistem sebagai pembangunan nasional, tujuan sisdiknas seperti yang diminta dalam pasal Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dapat tercapai secara efektif dan efisien.

        Khuusnya pada Pendidikan Dasar perlu mendapat perhatian khusus. Kurikulum yang ada sekarang bukan saja terlalu “overload”. Sebagai konsekuensi logis dari kurikulum yang sentralistik, juga karena proses penyusunan sampi pada pelaksanaan dan evaluasi kurikulum masih steril dari jamahan masyarakat. Dalam hal ini kurikulum menjadi salah satu penentu kesuksesan dunia pendidikan.

Kurikulum adalah landasn yang digunakan Pendidik atau Guru untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan, melalui akumulasi sejumlah pengeahuan, keterampilan, dan sikap mental. Sedangkan Manajemen Kurikulum dapat diartikan sebagai kemampuan merencanakan dan mngorganisasikan kurikulum.

Dalam UU No.20 th 2008 tentang Sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-fungsi manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman untuk mempersiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang diperoleh dari dalam maupun luar lembaga pendidikan, maka kurikulum hendaknya melalui fungsi perencanaan yang matang serta sistematis dan terpadu, pengorganisasian yang baik, diimplementasikan di lapangan, dan diawasi pelaksanaannya.

Dengan perecanaan kurikulum diharapkan dapat memberi kesempatan belajar mengajar untuk membina siswa atau peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang digunakan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa atau peserta didik.

B.    Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian perencanaan kurikulum ?

2.      Apa saja karakteristik dalam perencanaan kurikulum ?

3.      Apa saja asas-asas yang digunakan dalam perencanaan kurikulum?

4.      Bagaimana tahap-tahap dalam perencanaan kurikulum ?

 

C.  Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan kurikulum

2.      Untuk mengetahui karakteristik dalam perencanaan kurikulum

3.      Untuk mengetahui asas-asas dalam perencanaan kurikulum

4.      Untuk mengetahui tahap-tahap dalam perencanaan kurikulum

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perencanaan Kurikulum

            Perencanaan itu terjadi pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan tahap awal dalam sebuah manajemen sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Perencanaan adalah hal yang sangat esensial karena dalam kenyataanya perencanaan memegang peranan lebih bila di banding dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, seperti pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanaan dari sebuah perencanaan. Sedangkan pengertian kurikulum sendiri itu menurut para ahli mempunyai makna yang berbeda-beda. Lazimnya rencana yang disusun untuk melancarkan kegiatan yang hendak dicapai baik dalam lingkungan Formal atau Non formal.

            Kurikulum merupakan progam pendidikan, bukan progam pengajaran. Yaitu progam yang direncanakan, diprogamkan dan dirancanagkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. Kesemuanya tersebut direncanakan secara sistematik, artinya direncanakan dengan memperhatikan keterlibatan berbagai faktor pendidikan secara harmonis.

            Perencanaan kurikulum Menurut Rusman adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa. Menurut Hamalik perencanaan kurikulum merupakan suatu proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan.[1]

            Perencanaan kurikulum memiliki berbagai definisi. Menurut Saidiharjo, perencanaan kurikulum adalah sebuah proses dimana para perencana mengambil bagian pada berbagai level pembuat keputusan mengenai tujuan pembelajaran yang seharusnya, bagaimana tujuan dapat direalisasikan melalui proses belajar-mengajar, dan apakah tujuan tersebut memang tepat dan efektif.[2]

            Menurut kelompok kami, perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Manajemen dalam perencanaan kurikulum adalah keahlian “managing” dalam arti kemampuan merencanakan dan mengorganisasikan kurikulum. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan kurikulum adalah siapa yang bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum, dan bagaimana perencanaan kurikulum itu direncanakan secara professional.

B.     Karakteristik Perencanaan Kurikulum

            Dalam terdapat beberapa aspek yang dipandang dan juga perlu diperhatikan. Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum,[3] yaitu sebagai berikut:

1.      Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal yang menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, karakteristik masyarakat sekarang, dan masa depan, serta kebutuhan dasar manusia.

2.      Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam kerangka kerja yang komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengoordinasi unsur esensial belajar-mengajar efektif.

3.      Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan antisipatif. Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan individual anak didik, untuk membantu anak didik menuju kehidupan kondusif.

4.      Tujuan-tujuan Pendidikan harus meliputi rentang yang luas akan kebutuhan  dan minat yang berkenaan dengan individu dan masyarakat.

5.      Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi konkret, agar dapat digunakan dalam pengembangan rencana kurikulum yang spesifik. Jika tidak, persepsi yang muncul kurang jelas dan kontradiktif.

6.      Masyarakat luas mempunyai hak dan tanggung jawab untuk mengetahui berbagai hal yang ditujukan bagi anak-anak mereka melalui perumusan tujuan Pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, para pendidiklah yang berkewajiban untuk memberitahukannya.

7.      Dengan keaahlian professional mereka, pendidik berhak dan bertanggung jawab mengidentifikasi program sekolah yang akan membimbing anak didik ke arah pencapaian tujuan pendidikn. Masyarakat boleh saja memberikan saran, namun keputusan akhir ada pada pendidik.

8.      Perencanaan dan pengembangan kurikulum paling efektif jika dikerjakan secara bersamaan. Hal ini dikarenakan beragamnya unsur-unsur kurikulum yang menuntuttentang keahlian secara luas.[4]

9.      Perencanaan kurikulum harus memuat artikulasi program sekolah dan anak didik pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah. Berkaitan dengan hal ini, kurikulum harus terdiri atas intregasi berbagai pengalaman yang relevan.

10.  Program sekolah harus dirancang untuk mengoordinasikan semua unsur dalam kurikulum kerangka kerja Pendidikan.

11.  Masing-masing sekolah mengembangkan dan memperhalus suatu struktur organisasi yang memfasilitasi studi masalah-masalah kurikulum dalam mensponsori kegiatan perbaikan kurikulum

12.  Perlunya penelitian tindakan dan evaluasi , untuk menyediakan revitalisasi rencana dan program kurikulum.

13.  Partisipasi kooperatif harus dilaksanakan dalam kegiatan perencanaann kurikulum, terutama keterlibatan masyarakat dan para anak didik dalam perencanaan situasi belajar-mengajar yang spesifik.

14.  Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinu terhadap semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi bekerja relatif bebas untuk mencapai suatu tujuan.

C.    Asas Perencanaan Kurikulum

            Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum[5], yaitu:

1.      Objektivitas

            Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.

2.      Keterpaduan

            Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam proses penyampaian.

3.      Manfaat

            Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan Pendidikan.

4.      Efisiensi dan Efektivitas

            Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.

5.      Kesesuaian

            Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan atau perkembangan masyarakat.

6.      Keseimbangan

            Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi, sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program akan dilaksanakan.

7.      Kemudahan

            Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.

8.      Berkesinambungan

            Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.

9.      Pembakuan

            Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan Pendidikan. Sejak dari pusat sampai daerah.

10.  Mutu

            Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.

D.    Tahap Perencanaan Kurikulum

Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan bahwa kegiatan pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: (1) perumusan tujuan institusional, (2) tahapan pengembangan setiap bidang studi, (3) pengembangan program pengajaran dikelas.[6]

1. Perumusan tujuan isntitusional

Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan suatu lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya, adalah hal-hal yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu.

Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan institusional sekurang-kurangnya ada tiga sumber yang penting, yaitu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan dunia pekerjaan, harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

2. Tahapan pengembangan setiap bidang studi

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program studi ini meliputi: (1) merumuskan tujuan kurikuler, (2) merumuskan tujuan pengajaran, (3) menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan, (4) menyusun garis-garis besar program pengajaran, (5) menyusun pedoman khusus.

3. Pengembangan program pengajaran dikelas

Pengembangan program pengajaran dikelas khususnya di indonesia bertolak dengan suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem itu mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3) metode, (4) alat, (5) evaluasi dan (6) proses.

Menurut Harie Dalam sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 4 tahapan yaitu:

1.      Merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective),

Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).

2.      Menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar (selection of learning experiences),

Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam  pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan  psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar berlangsung melalui  perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.

3.      Mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning experiences),

Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk  belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan  pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.

4.      Mengevaluasi (evaluating). 

Kurikulum Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah  proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam  pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan. Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).

 

BAB III

PENUTUP

A.        KESIMPULAN

a.       Pengertian perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional.

b.      Karakteristik perencanaan  kurikulum adalah Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas, kerangka kerja yang komprehensif, bersifat reaktif dan antisipatif, harus memuat artikulasi program sekolah dan anak didik pada setiap jenjang dan tingkatan sekolah.

c.       Asas perencanaan kurikulum diantaranya adalah : Objektivitas, keterpaduan, manfaat, Efisiensi dan Efektivitas, Kesesuaian, Keseimbangan, Kemudahan, Berkesinambungan, Pembakuan, Mutu.

d.      Tahap perencanaan kurikulum diantaranya adalah : Perumusan tujuan institusional, Tahapan pengembangan setiap bidang studi, Pengembangan program pengajaran di kelas.

B.        SARAN

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya . makalah ini di gunakan oleh para pembaca sebagai referensi dan menambah wawasan tentang “Manajemen Perencanaan Kurikulum” . Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan  untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya  dan mohon kritik, saran, ataupun tanggapan dari para pembaca terutama pada Hidayatul Mufidah M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam pembuatan makalah ini.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 Kristiawan, Muhammad,2017.Manajemen Pendidikan.Yogyakarta : CV.BUDI UTAMA

Munandar, Arif,2018.Pengantar Kurikulum,Yogyakarta: CV.BUDI UTAMA

Qomar Mujamil, 2007.Manajemen Pendidikan Islam.Jakarta : Penerbit Erlangga

 




[1] Muhammad Kristiawan, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : CV.BUDI UTAMA,2017) ,87

[2] Ibid,87

[3] Arif Munandar, Pengantar Kurikulum,( Yogyakarta: CV.BUDI UTAMA, 2018), 104

[4] Ibid, 105

[5] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, ( Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007), 152

[6] Ibid, 160

 

Artikel Terkait