PARADIGMA KEPERAWATAN
2.1.1 Pengertian
Paradigma merupakan pola
atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau menerangkan suatu proses.
Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu pengetahuan (Kuhn,
1962) dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar permasalahan yang
rasional dilakukan berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik untuk
memahami bagaimana hagian-bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan
bagaimana cara mempelajari hal tersebut. Paradigma memiliki arti pengetahuan
umum dimana didalamnya terdapat proses ilmiah umum yang secara historis
mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu disiplin.
Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit untuk diaplikasikan kedalam pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa paradigma menyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang konsep atau beberapa konsep yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin tersebut. Paradigma memiliki dimensi penting dan memperlihatkan citra keilmuan mereka sebagai agen scientifik.
2.1.2 Pendekatan
Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi paradigma secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi umum yang dapat berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen keperawatan.
a. Manusia
Keperawatan meyakini dan
menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya bahwa manusia
merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai
keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan
sistem yang dapat mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif
keperawatan menjelaskan bahwa manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan
obyek. Konseptualitas
keperawatan tentang manusia dapat dibuktikan melalui model-model keperawatan
tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap manusia, dan perasaan sebagai
manusia, yang telah berlaku sejak lama. Meskipun demikian,
mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa
set sistem perilaku, atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai
lingkungan internal dapat menimbulkan keraguan keperawatan untuk menerangkan
tentang manusia secara jelas.
b. Sehat dan Kesehatan
Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang
yang bebas penyakit menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk
berfungsi secara konsisten, stabil dan seimbang dalam menjalani
kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. Kesehatan
dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu
memiliki suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata
suatu fenomena empiris tentang kondisi seseorang.
Para
teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi
gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi gambaran
alami individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat
berbeda dan dapat dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu,
makna kesehatan dikaitkan dengan dua elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri
dan perubahan diri. Sebaliknya, keperawatan menolak bahwa kesehatan hanya
merupakan kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung oleh Smith yang
mencarikan jalan keluar terhadap keragu-raguan keperawatan tentang
kesehatan, dan memperkenalkan empat model yaitu (a) model klinik berdasarkan
tidak terdapatnya tanda dan gejala penyakit, (b) model kinerja peran dimana
kinerja peran yang adekuat mencerminkan kriteria sehat, (c) model adaptif
dimana kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif antara fisik
seseorang dan lingkungannya, dan (d) model "eudaemonistik" yang
memperluas makna kesehatan menjadi kesejahteraan umum dan realisasi diri
(Nicoll, 1993).
Bcrdasarkan
model yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan definisi sehat
dan kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka
komponen paradigma tentang sehat & kesehatan dapat berkembang menjadi suatu
pemahaman tentang “terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang
yang bebas dari tanda dan keluhan akibat terjadinya masalah kesehatan, dimana
orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif, dinamis, dan efektif
serta kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap setiap tantangan dan ancaman
yang datang baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan
berkemampuan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis,
sosial dan spritualnya
secara seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang positif”
c.
Masyarakat dan Lingkungan
Masyarakat dan
lingkungan merupakan komponen dalam paradigma keperawatan dimana setiap
individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai sumber
terjadinya keadaan sakit (tidak sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatan atau kondisi sakit seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994)
mengidentifikasi bahwa hubungan antara individu dan Iingkungannya serta
kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat dipenagruhi
oleh lingkungan dimana individu itu berada. Individu selalu berada pada
lingkungan fisik, psikologis, dan sosial.
Fokus perhatian
terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori keperawatan dapat
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial
dan teori keperawatan yang berfokus total. Pada fokus parsial, perawat berperan
sebagai pengganti, dimana peran perawat diperlukan pada saat klien tidak mampu
melakukan kegiatannya. Teori ini beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab
terhadap kesehatan dan kebutuhan harian klien sampai mereka dapat pulih kembali
dan mampu bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup selanjutnya
(Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam
teori Orem, Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat
bahwa peran perawat merupakan peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak
mau atau tidak tahu merawat diri dalam menjalankan fungsi interaksinya
yang seimbang dengan lingkungan, yang dapat disebabkan oleh faktor
perkembangan, faktor ketidak mampuan, faktor keterbatasan lingkungan, faktor respons
berlawanan terhadap interaksi lingkungan dan faktor ketidakmampuan
berkomunikasi.
Teori yang berfokus
total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori keperawatan yaitu
Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson (Marriner-Tomey, 1994)
yang memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi eksternal sebagai
sumber ventilasi, kehangatan, kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat
dapat mengatur dan memanipulasinya dalam rangka membantu klien memulihkan diri.
Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain menciptakan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
seorang klien.
Teori ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya
berperan aktif dalam memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya
melalui upaya menciptakan lingkungan fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan
dapat tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui hubungan interaksi klien dan
lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer, helisi, dan
resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
proses adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui
kemampuan meningkatkan sistem terbuka klien secara intrapersonal,
interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem perilaku yang
positif rnelalui peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan
interdependensi subsistem yang terdapat dalam setiap individu.
d.
Keperawatan
Asuhan keperawatan
adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau kelompok) yang sedang
mengalami stress kesehatan - stress penyakit dimana situasi kehidupan yang
seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan
sosial) serta ketidak-nyamanan. Berbeda dengan profesi kedokteran yang
memfokuskan kepada diagnosis medis dan pengobatan penyakit, serta
masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit, maka penekanan dalam
keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola hidupnya serta respon terhadap
penyakit. Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan bukan merupakan fokus
yang dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena efek
dan konsekuensi faktor-faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan
pola hidupnya (Nicoll, 1993). Oleh karena itu fokus, penekanan, tujuan, pohon
keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda antara profesi medik dan
keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam keperawatan akan
berbeda dengan praktisi medik .
Keperawatan dapat
dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran
kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai
proses serangkaian kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan,
mengatur, mengkoordinasikan serta mengarahkan berbagai sumber (termasuk
klien didalamnya) untuk digunakan seefektif dan efisien mungkin dalam rangka
memenuhi kebutuhan klien. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah aktual
dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan keperawatan yang menekankan
pada pengadaan fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya.
Keperawatan sebagai
dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir pencapaian tujuan dimana
keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada keadaan awal sebelum
sakit sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat berinteraksi
dengan lingkungan dalam rangka mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis
dan sosial. Keperawatan sering diartikan pula sebagai serangkaian
kegiatan atau fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi,
banyak pihak yang merasa belum jelas, apakah fungsi-fungsi, proses dan tujuan
keperawatan ini, apakah keperawatan hanya memberikan perawatan, ataukah sejenis
penyembuhan, apa indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada orang
atau lingkungan atau interaksi antara orang dan lingkungan?. Untuk menjawab hal
– hal ini telah banyak diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan
keperawatan terkait dengan upaya mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang
pola kehidupan kembali dimana kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya
situasi sehat dan kesehatan. Konseptualisasi keperawatan yang
memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan antar manusia telah
mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan kesehatan yang menekankan pada
hubungan saling menolong antar manusia.
PERBEDAAN MENDASAR 5 PARADIGMA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan
diatas, jika dicermati maka terdapat beberapa perbedaan mendasar pandangan ahli
dalam menyikapi paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 komponen yaitu
manusia, lingkungan, sehat sakit dan keperawatan itu sendiri.
1. Menurut Neuman
Neuman
memandang manusia sebagai makhluk yang multidimensi, karena itu keperawatan
harus berkonsentrasi terhadap seluruh aspek dari manusia. Keperawatan harus
memperhatikan lingkungan internal maupun eksternal manusia, termasuk lingkungan
yang tercipta dari interaksi manusia dengan lingkungan itu sendiri. Neuman
memandang bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan antara seluruh aspek yang
terdapat dalam diri manusia.
2. Menurut Johnson
Johnson
memandang manusia memiliki 2 aspek dasar yaitu aspek biologis dan aspek
perilaku, dan kosentrasi/fokus utama keperawatan adalah mempertahankan
keseimbangan sistem perilaku manusia.
3. Menurut Orem
Orem juga
memandang manusia sebagai makhluk universal yang membutuhakan perawatan sendiri
sepanjnag kehidupannya, karena itu fokus utama keperawatan
menurutorem adalah membuat manusia (individu, keluarga, masyarakat) mampu
melakukan perawatan sendiri.
4. Menurut Roy
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu berinterkasi dengan
lingkungannya. Untuk itu tujuan utama keperawatan adalah meningkatkan respon
adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam kehidupannya.
5. Menurut King
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan memiliki potensi untuk
membuat keputusan sendiri. Fokus
utama keperawatan adalah pada sharing informasi antara perawatan dan klien.
V. HUBUNGAN KONSEP TEORI PARADIGMA DENGAN FALSAFAH
KEPERAWATAN
Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang
masih bersifat abstrak dalam menjelaskan suatu konsep dalamkeilmuan termasuk
dalam keperawatan. Sedangkan paradigma sudah mulai merupakan suatu penjabaran
terhadap apa yang terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga paradigma
keperawatan dapat dijadikan suatu cara perawat memandang permasalahan yang ada
dalam disiplin keperawatan.
VI. PENERAPAN PARADIGMA KEPERAWATAN DALAM LAYANAN
KESEHATAN YANG DIBERIKAN PADA KLIEN
Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain,
keperawatan haruslah memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi
setiap permasalahan yang ada dalam profesinya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk
pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan
seluruh aspek yang termasuk dam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai
makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal
mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan
mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus
berperan untuk memingkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam
rentang kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun, (2010). Konsep Dasar
menuju Keperawatan Profesional.Trans Info Media. Jakarta.
Gaffar, (1999). Pengantar Keperawatan
Profesional. EGC, Jakarta
Hidayat (2004) Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Christina L. Sieloff.
Marriner, A. (2001). Nursing Theorists and Their Work. Toronto:
The Cosmoby/Company.
Taylor, C.,
Lillis, C., LeMone, P., & Lynn, P. (2004). Fundamentals of nursing. The Art and
Science of Nursing Care. Sixth Edition. Lippincott William &
Wilkins