Makalah Kepribadian Guru

KEPRIBADIAN GURU Dosen Pembimbing: Muhammad Shaleh, S.Pd.I., M.Pd Disusun Oleh: Kelompok IX Syamsuriani Tahirah Syahrul Syahbandar SEMESTER VI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GAZALI BARRU TAHUN AKADEMIK 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Tuhan yang telah mengajari manusia membaca dan menulis. Atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw serta keluarga dan sahabatnya. Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam, kami membahas tentang Kepribadian Guru. Tentunya, sebelum melaksanakan tugas tersebut, kami telah mendapatkan beberapa bimbingan dari dosen mata kuliah dalam hal pembuatan makalah serta ruang lingkup materi yang akan dibahas. Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan memberi dukungan, terkhusus kepada bapak Muhammad Shaleh, S.Pd.I., M.Pd., sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Maka, kami mengharapkan bantuan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Padaelo, April 2018 Penyusun DAFTAR ISI SAMPUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB I 1 PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan 2 BAB II 3 PEMBAHASAN 3 A. Pengertian Kepribadian Guru 3 B. Perkembangan Kepribadian Guru Dan Ciri- Ciri Stereotip Guru 5 C. Motivasi Profesi Guru Dan Gangguan Fisik Serta Mental Guru 10 BAB III 15 PENUTUP 15 A. Kesimpulan 15 B. Saran 17 DAFTAR PUSTAKA 18 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap orang yang pernah sekolah, pastilah berkaitan dengan guru dan mempunyai gambaran tentang kepribadian guru. Walaupun gambaran tentang guru tidak lengkap dan mungkin tidak benar seluruhnya, namun orang akan berinteraksi dengan guru. Salah satu aspek penting yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi terhadap kesuksesan seorang guru dalam menjalankan tugasnya adalah faktor kepribadian. Kepribadian yang akan menentukan apakah seorang guru akan menjadi pendidik dan pembina baik bagi para siswanya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan siswanya. Faktor kepribadian akan semakin menentukan peranannya pada siswa yang masih kecil dan yang sedang mengalami keguncangan jiwa. Kepribadian guru mempengaruhi suasana kelas, kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikirannya dan mengembangkan kreativitasnya dan keterbatasan yang dialaminya dalam pengembangan pribadinya. Guru juga terbatas dalam kebebasannya menurut pribadi kepala sekolah dalam sikapnya terhadap atasannya. Guru adalah pribadi yang menentukan maju atau tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Ditangannya, seorang anak yang awalnya tidak tahu apa-apa menjadi pribadi jenius. Rumusan Masalah Bagaimana pengertian Kepribadian Guru ? Bagaimana perkembangan kepribadian guru dan ciri- ciri stereotip guru ? Bagaimana motivasi profesi guru dan gangguan fisik serta mental guru ? Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengertian Kepribadian Guru ? Untuk mengetahui perkembangan kepribadian guru dan ciri- ciri stereotip guru ? Untuk mengetahui motivasi profesi guru dan gangguan fisik serta mental guru BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kepribadian Guru 1. Pengertian Guru Menurut kamus besar bahasa Indonesia guru adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris disebut Teacher. Sedangkan arti secara umumnya, guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. 2. Pengertian Kepribadian Guru Ada beberapa pengertian kepribadian menurut ahli sosiologi, diantaranya: a) Menurut Horton (1982) Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapkan pada situasi tertentu. b) Menurut Schever Dan Lamm (1998) Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi. Dapat disimpulkan mengenai pengertian kepribadian guru, bahwa: Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid- muridnya, namun pada umumnya tidak pandai seperti yang mempunyai intelegensi yang tinggi. Kepribadian adalah sifat- sifat yang dimiliki seseorang yang dapat membedakannya dengan lainnya. Kepribadian guru sangat mempengaruhi perannya sebagai pendidik dan pembimbing. Guru mendidik dan membimbing para siswanya tidak hanya dengan bahan yang dia sampaikan atau metode- metode penyampaian yang sesungguhnya, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Bagi anak didik, guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang pertama sesudah orang tua, yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik. Jika tingkah laku atau akhlak guru tidak baik, maka umunya akhak-akhlak anak didik akan rusak, karena anak mudah terpengaruh oleh orang-orang yang dikaguminya. Atau dapat juga menyebabkan anak didik gelisah, cemas atau terganggu jiwa karena ia menemukan contoh yang berbeda atau berlawanan dengan contoh yang selama ini didapatnya di rumah dari orang tuanya. Perkembangan Kepribadian Guru Dan Ciri- Ciri Stereotip Guru Perkembangan Kepribadian Guru Kepribadian sesungguhnya adalah sesuatu yang abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakan, ucapan, caranya bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi persoalan atau masalah. Ada 3 faktor yang menentukan dalam perkembangan kepribadian : Faktor bawaan Unsur ini terdiri dari bawaan genetic yang menetukan diri fisik primer (warna mata, kulit) selain itu juga kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan, penyesuaian diri. Faktor lingkungan Faktor lingkungan seperti sekolah, atau lingkungan sosial/budaya seperti teman, guru, dan lain-lain. Dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian. Interaksi bawaan dan lingkungan Interaksi yang terus menerus antara bawaan dan lingkungan menyebabkan timbulnya perasaan dalam diri seseorang. Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi sosial. Tingkah laku atau moral guru pada umumnya, merupakan penampilan lain dari kepribadian.. Dalam situasi kelas, guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya sebagai anaknya. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak guru dan ibu guru. Berkat kedudukannya, maka guru di dewasakan atau di tuakan, sekalipun menurut usia yang sebenarnya belum pantas menjadi orang tua. Dalam menjalankan peranannya sebagai guru, ia lambat laun membentuk kepribadiannya. Ia diperlakukan oleh lingkungan sosialnya sebagai guru dan ia bereaksi sebagai guru pula. Jadi ia menjadi guru karena diperlakukan dan belaku sebagai guru. Kedudukannya sebagai guru, akan membatasi kebebasannya serta dapat membatasi pergaulannya. Seorang guru tidak akan diajak melakukan kegiatan yang rasanya kurang layak bagi guru, tetapi seorang guru akan mencari pergaulannya terutama dari kalangan guru yang sependirian dengannya. Ciri-Ciri Stereotip Guru Stereotip guru adalah hal-hal yang sering dilakukan oleh para guru. Stereotip juga bisa diartikan sebagai sifat kepribadian. Yang berkembang dimasyarakat adalah adanya suatu anggapan bahwa yang stereotip selalu dianggap benar, sedangkan yang diluar stereotip dianggap salah. Ciri-ciri stereotip guru, yaitu: Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel Ia cenderung mempunyai pendirian yang tegas dan mempertahankannya. Ia kurang terbuka bagi pendirian lain yang berbeda karenanya ia sulit melihat kebenaran pendapat orang lain atau cara orang lain memecahkan masalah. Guru pandai menahan diri Ia selalu hati-hati dan tidak mudah menceburkan diri dalam pergaulan dengan orang lain. Guru cenderung untuk menjauhkan diri untuk bergaul dengan orang lain Karena kecenderungan guru bergaul dengan orang lain, maka orang lainpun sukar untuk mengadakan hubungan akrab dengan guru. Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya. Maka dari itu ia berfikir, baginya guru itu orang yang terhormat dan karena itu sebagai guru harus berprilaku sesuai dengan kedudukan itu. Guru cenderung bersikap otoriter dan ingin “menggurui” dalam diskusi Ia sebagai guru merasa orang yang serba tahu dalam kelas, sehingga dengan merasa sebagai orang yang serba tahu ia akan akan memperlihatkan sikapnya itu di luar kelas. Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi guru Seseorang yang memasuki lembaga pendidikan guru, tidak sepenuhnya didorong dari hati, melainkan sering karena pilhan lain tertutup, ataupun berkat dorongan dari orang tua. Guru menunjukan kesediaan untuk berbakti dan berjasa. Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan. Dapat disimpulkan tentang perkembangan kepribadian guru: Guru dipandang sebagai parner yang setaraf kedudukannya dan orang tua mempercayakan anaknya untuk diasuh oleh guru. Dalam menjalankan kepribadiannya sebagai guru ia lambat laun membentuk kepribadiannya. Ia diberlakukan dalam lingkungan sosialnya sebagai guru dan ia akan beraksi dengan guru pula. Orang yang berkelakuan menurut jabatannya selama ia menjalankan peranan itu, seperti pegawai kantor, saudagar, supir, dan lain-lain. Diluar pekerjaannya ia bebas berkelakuan menurut kehendaknya tanpa terikat oleh jabatannya. Guru harus menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi kelas. Kelakuan yang tidak sesuai dengan peranan itu akan mendapat kecaman. Sebaiknya, kelakuan yang sesuai akan dimantapkan dan norma- norma kelakuan akan di internalisasikan dan menjadi suatu aspek dari kepribadiannya. Dapat disimpulkan bahwa tentang ciri- ciri stereotip guru: Ciri- ciri stereotip guru diatas sudah jelas. Selain itu, adapun ciri- ciri kepribadian mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu : (a) beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) berakhlak yang tinggi, (c) memiliki rasa kebangsaan yang tinggi, (d) jujur dalam berkata dan bertindak, (e) sabar dan arif dalam menjalankan profesinya, (f) disiplon dan kerja keras, (g) cinta terhadap rofesi, (h) memiloki pandangan positif terhadap peserta didik, (i) inovatif, kreatif dan memiliki curiosity yang tinggi, (j) gemar membaca dan selalu ingin maju, (k) demokratis. Motivasi Profesi Guru Dan Gangguan Fisik Serta Mental Guru Motivasi Guru Motivasi belajar siswa amatlah sangat penting bagi pencapaian prestasi belajar siswa serta menjadi kewajiban guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peran guru dalam memotivasi belajar siswa,diantaranya : Menjadikan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru Memberikan arahan kepada siswa dengan memberikan ilmu pengetahuan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan siswapun mengerjakan tugas dengan baik dengan tujuan untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajar sehingga siswa dapat menyelesaikannya dengan tuntas. Contohnya : setelah guru memberikan ilmu kepada siswa lalu guru memberikan pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan dengan tuntas. Menciptakan suasana kelas yang kondusif. Kelas yang kondusif disini kelas yang aman, nyaman dan selalu mendukung siswa untuk bisa belajar dengan suasana yang tenang dan mendukung proses pembelajaran dengan tata ruang yang sesuai dengan standar yang diharapkan. Menciptakan Metode pembelajaran yang bervariasi. Metode pembelajaran yang bervariasi ini agar siswa tidak bosan dan jenuh dalam suatu pembelajaran maka diciptakanlah pembelajaran yang bervariasi. Tujuannya agar siswa selalu termotivasi dalam kegiatan proses pembelajaran. Contohnya : Dalam proses belajar siswa tidak hanya mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, akan tetapi proses belajar siswa didapat melalui diskusi, audio visual, studi kasus (praktek)dan sebagainya dengan tujuan agar siswa tidak bosan dan tidak jenuh dalam proses belajar. Meningkatkan antusias dan semangat guru dalam mengajar. Kepedulian seorang guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Apabila guru tidak antusias dan tidak semangat dalam proses belajar mengajar maka siswa akan tidak termotivasi dalam proses pembelajaran. Untuk itu guru selalu tampil baik, percaya diri dan selalu antusias di depan kelas. Contohnya : Seorang guru menjelaskan kepada siswa dengan penuh semangat dan antusias kepada siswanya maka siswa pun akan merespon dengan baik dalam pembelajaran dan akan termotivasi dalam proses pembalajaran sehingga daya serap siswa menjadi efektif. Memberikan reward atau penghargaan. Pemberian penghargaan ini bisa berupa nilai, hadiah, pujian dan sebagainya agar siswa termotivasi akan belajar dan selalu ingin menjadi yang terbaik. strategi ini dapat melahirkan motivasi terhadap siswa agar selalu berpacu terus. Contohnya : Apabila seorang guru memberikan pertanyaan kepada siswa atau pun tugas kepada siswa, lalu siswa tersebut menyelesaikan dengan baik ataupun kurang tepat maka seorang guru akan memberikan reward berupa acungan jempol atau pujian sehingga siswa termotivasi untuk lebih baik lagi. Menciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas. Ciptakan aktifitas yang melibatkan siswa dengan teman-teman mereka dalam satu kelas. Tujuannya agar satu sama lain akan membagikan pengetahuan, gagasan atau ide dalam penyelesaian tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas. Contohnya : Siswa diberikan tugas oleh guru dalam bentuk latihan lalu siswa tersebut mengungkapkan atau diskusi apa yang mereka kerjakan dan diberi tanggapan oleh teman sejawat atau kelompok lainnya dan diawasi oleh guru. Gangguan Fisik dan Mental Guru Berdasarkan penelitian, guru sangat rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan radang tenggorokan seperti batuk – batuk sampai sariawan. Hal ini dikarenakan guru biasanya tidak memperdulikan kesehatan dan memperhatikan pola makan. Demikian juga halnya dengan gangguan mental pada guru. Menurut suatu laporan di suatu rumah sakit di U.S.A. persentase tertinggi yang dirawat adalah guru. Ada kemungkinan menurut pendapat sejumlah peneliti, bahwa tidak adanya hidup kekeluargaan yang normal. Misalnya seperti keluarga yang tidak harmonis dan masalah-masalah yang ada disekolah. Gangguan mental guru seperti frustasi karena banyak tuntutan – tuntutan terhadap guru, diantaranya ada yang saling bertentangan, usahanya mendidik anak sering menemui kegagalan, hubungannya dengan anak-anak penuh ketegangan, dan banyak lagi faktor lain yang dapat mengguncangkan kestabilan pribadi seseorang. Akan tetapi profesi lain seperti dokter, insinyur, ahli hukum, dan sebagainya, juga tidak ada yang bebas dari ketegangan. Dapat disimpulkan tentang motivasi profesi guru : Dari uraian di atas jelas bagi kita bahwa peran guru dalam motivasi belajar siswa ini sangatlah penting, apabila guru tidak ikut serta dalam motivasi belajar siswa maka siswa kurang kreatif dan tidak terpancing untuk bersikap aktif. Maka dari itu peran guru sangatlah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa dan tujuan utamanya untuk mencapai prestasi dan meningkatkan mutu belajar dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan tentang gangguan fisik dan mental guru : Gangguan fisik guru seperti batuk- batuk dan lainnya, tidak berlangsung lama selagi mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat. Sedangkan guru yang terganggu mentalnya, apalagi yang sakit jiwa, tentu dapatvmerusak anak didik. Akan tetapi, taraf yang demikian merusak, jarang terdapat dan sebelumnya sudah dapat disinyalir dan dicegah. Pada umumnya, sekalipun ada terdapat gangguan mental pada guru tidak ada bukti –bukti yang nyata tentang adanya kerusakan yang ditimbulkan pada anak didik. Bahkan ada kemungkinan adanya gangguan keseimbangan dapat menambah efektivitas guru. Orang tidak senang mengalami keadaan terganggu dan akan berusaha untuk melenyapkannya antara lain dengan usaha yang lebih giat untuk mencapai kepauasan. BAB III PENUTUP Kesimpulan Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi. Ada 3 faktor yang menentukan dalam perkembangan kepribadian : Faktor bawaan Faktor lingkungan Interaksi bawaan dan lingkungan Ciri-ciri stereotip guru, yaitu: Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel Guru pandai menahan diri Guru cenderung untuk menjauhkan diri untuk bergaul dengan orang lain Guru berusaha menjaga harga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada norma-norma yang berkenaan dengan kedudukannya. Guru cenderung bersikap otoriter dan ingin “menggurui” dalam diskusi Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi guru Guru menunjukan kesediaan untuk berbakti dan berjasa. a. Motivasi Guru Menjadikan siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Menciptakan suasana kelas yang kondusif. Menciptakan Metode pembelajaran yang bervariasi. Meningkatkan antusias dan semangat guru dalam mengajar. Memberikan reward atau penghargaan. Menciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas. b. Gangguan Fisik dan Mental Guru Berdasarkan penelitian, guru sangat rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan radang tenggorokan seperti batuk – batuk sampai sariawan. Gangguan mental guru seperti frustasi, Banyak tuntutan – tuntutan terhadap guru, diantaranya ada yang saling bertentangan, usahanya mendidik anak sering menemui kegagalan, hubungannya dengan anak-anak penuh ketegangan, dan banyak lagi faktor lain yang dapat mengguncangkan kestabilan pribadi seseorang. Saran Dari makalah yang kami buat semoga akan menjadikan manfaat bagi kita semua.Namun, penulis menyadari dari pembuatan makalah ini banyak sekali kesalahan baik dari tulisan maupun kata-katanya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. DAFTAR PUSTAKA _______Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014) ________Batubara, Muhyi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Press, 2004) http://peralatan guru.tk.blogspot.co.id/(diakses pada tanggal 28 maret 2018, pukul 09:01) http:// mayadisasak.blogspot.com/(diakses pada tanggal 28 maret 2018, pukul 09:03)

Artikel Terkait