MAKALAH KONSEP POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

 Politik dan Strategi Nasional


BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka dimana bangsa yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri tanpa ada campur tangan lagi dari negera luar dalam urusan pemerintahan. Sejak peristiwa proklamasi di tahun 1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara Indonesia, terutama yang berkaitan dengan kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik . Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi indonesia masih belum tertata dengan baik dan belum stabil. Tetapi, setelah beberapa tahun berjalan kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri.

Di zaman sekarang yaitu zaman yang serba modern dengan mulai lunturnya rasa nasionalisme  banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik bebas aktif yang digunakan oleh Indonesia, dan tidak sedikit di antara mereka yang salah mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Oleh karena itu, kiranya kita perlu untuk membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia.


B. Rumusuan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Politik dan Strategi Nasional?

b. Faktor apa yang mempengaruhi Politik dan Strategi Nasional?

c. Bagaimana Pembangunan Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Dunia?

d. Bagaimana Peran Mahasiswa dalam Politik dan Strategi Nasional?



C. Tujuan

A. Untuk mengetahui maksud dari Politik dan Strategi Nasional

B. Untuk mengetahui Faktor apa yang mempengaruhi Politik dan Strategi Nasional

C. Untuk mengetahui Pembangunan Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Dunia

D. Untuk mengetahui Peran Mahasiswa dalam Politik dan Strategi Nasional


BAB II

PEMBAHASAN


A.  Pengertian Politik dan Strategi Nasional

1.  Pengertian Politik

a)      Secara Etimologi

Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan Negara dan politikus yang berarti kewarganegaraan.

Politik juga berasal dari bahasa Inggris; politic: bijaksana, beradab, berakal, yang dipikirkan ; polite : sopan, halus, beradab, sopan santun, terpilih, yang halus budi bahasanya ; policy : kebijaksanaan, haluan Negara.

Bahasa Jerman ; politisch : diplomatic, politic, calculating, designing, wise, clever, smart, prudent, intelligent , bahasa Russia ; Политика, politika : reasonable, prudent, wise, sensible, discreet, clever, deft, deliberate, considered, advised, measured, discerning, penetrating, shrewd, astute, perspicacious, calculating, prudent, tactical, forehanded, provident.



Bahasa Jepang ; 政治, Seiji : polite, courteous, conscientious, close, diplomatic, politic), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Dalam bahasa Indonesia,  Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik dalam arti kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy). Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas/prinsip, keadaan, jalan, cara atau alat yag akan digunakan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita yang dikehendaki.  Policy merupakan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik.

b)     Secara Terminologi

·         Menurut Ramlan Surbakti bahwa definisi politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

·         Menurut F. Isjwara politik ialah salah satu perjuangan untuk memperoleh kekuasaan atau sebagai tekhnik menjalankan kekuasaan-kekuasaan.

·         Menurut Kartini Kartono bahwa politik dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat.

Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa politik merupakan sebuah sarana memperjuangankan kekuasaan serta mempertahankan kekuasaan itu demi tujuan yang ingin dicapai dan merupakan salah satu sarana interaksi atau komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat sehingga apapun program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan keinginan-keinginan masyarakat di mana tujuan yang dicita-citakan dapat dicapai dengan baik. Pengertian komunikasi dapat disederhanakan secara umum sebagai “hubungan” atau kegiatan upaya interaksi manusia dengan lembaga dan dapat bersifat langsung atau tidak langsung (melaluiperantara/media masa), bisa bersifat vertical dan horizontal. Hal ini di dukung oleh pendapat Kosasih Djahiri bahwa komunikasi adalah : “Suatu proses (proses, reaksi atau interaksi) dan merupakan produk dari pada kemampuan manusia/lembaga pelaku yang bersangkutan.


2.      Pengertian Strategi

a)      Secara Etimologi

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.

b)     Secara Terminologi

Menurut Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan.



Menurut A. Halim Strategi adalah suatu cara dimana organisasi / lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang - peluang dan ancaman - ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal.

Menurut Kaplan & Norton Strategi adalah seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect, yaitu suatu hubungan yang dapat diekspresikan melalui kaitan antara pernyataan if-then.

Menurut Stephanie K. Marrus Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Menurut Hamel & Prahalad (1995) Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus - menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggakan di masa depan.

Menurut Sjahfrizal Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor internal dan eksternal.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.


3.      Pengertian Politik dan Strategi Nasional

Politik Nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, definisi politik adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional.

Jadi, strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.



B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Polstranas

Di tinjau dari sejarah dan dari letak geografis, jiwa manusia yang hidup di atasnya dan lingkungan, timbullah beberapa faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan perjuangan bangsa Indonesia. Di samping itu kita temukan pula masalah-masalah atau problema-problema yang harus dihadapi sebagai hakikat ancaman. Potensi-potensi serta masalah-masalah tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi politik dan strategi nasional yang sesuai dengan metode astagatra dapat dikelompokkan ke dalam bidang-bidang ideology, politik, ekonomi, sosial-budaya dan militer.


A.    Ideologi dan Politik

Potensi ideologi dan politik dihimpun dalam pengertian kesatuan dan persatuan nasional yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta berkesanggupan untuk menolong bangsa-bangsa yang masih di jajah guna mencapai kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional serta membentuk dan mewujudkan kesetabilan di wilayah Asia Tenggara dan mengusahakan adanya kerja sama internasional dalam rangka perjuangan dalam menghapuskan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya dan dari mana pun datangnya, keseluruhan itu tidak terlepas terhadap penggabdian untuk kepentingan nasional.


B.      Ekonomi

Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencukupi kebutuhan rakyat Indonesia, bahkan kemungkinan mampu untuk membantu mencukupi keperluan dunia. Jumlah penduduk Indonesia secara cepat berkembang. Perkembangan tersebut dapat membawa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan pada masa yang akan dating. Secara fisik Indonesia menduduki posisi silang antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik dan antara Benua Asia dan Benua Australia yang juga merupakan titik temu dari berbagai bentuk interaksi kehidupan sosial Internasional. Kondisi ekonomi yang demikian itu memiliki daya tarik yang kuat bagi Negara-negara maju/industry untuk mendapatkan bahan mentah, untuk dijadikan pasar bagi industrinya serta sebagai tempat investasi modal.


C.     Sosial Budaya

Kebhinnekaan dalam berbagai segi kehidupan bangsa merupakan kerawanan yang harus dipersatukan (Bhinneka Tunggal Ika) agar menjadi kekuatan. Segala daya dan dana harus dikerahkan dan dimanfaatkan untuk mewujudkan dan memelihara kebhinnekatunggalikaan bangsa Indonesia untuk ditransformasikan. Pengaruh kebudayaan barat yang sangat kuat di Indonesia dapat membuat kita menjadi kebarat-baratan. Tanpa selektif jati diri kita sebagai bangsa Indonesia akan hilang.


D.    Pertahanan Keamanan

Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus di bimbingkan dan dikembangkan.

Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-proses penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang secara kronologis pertumbuhan itu selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan keamanan nasional yang menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih tetap untuk walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan sosial dalam perjuangan Indonesia serta memiliki potensi yang di sebut sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA).


E.     Ancaman

Yang di maksud dengan “ancaman” yaitu semua bentuk bahaya yang bersifat ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif dalam kelangsungan hidup, integritas, dan identitas suatu negara dan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat mewujudkan ambisinya sedemikian rupa. Perwujudan ambisinya itu di salurkan melalui bidang-bidang impoleksom, baik secara terbuka maupun secara tertutup, sehingga fisik maupun non fisik dengan menggunakan berbagai dalih untuk mencapai sasarannya. Wujud ambisinya merupakan suatu cetusan dari kepentingan-kepentingannya.

Contoh ambisi dari beberapa negara besar di berbagai bidang di antaranya adalah:

• Bidang Ideologi merupakan keperluan untuk meluaskan ideologinya seperti yang dilakukan Uni Soviet dan RRC dalam usama pengkomunisan dunia.

• Bidang Politik merupakan keperluan untuk memperluas pengaruhnya, seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam usahanya untuk merebut dominasi dunia.

• Bidang Ekonomi merupakan keperluan untuk mendapatkan bahan mentah serta pasaran bagi industrinya dan memelihara life-line-nya. Seperti yang di lakukan Jepang dalam usaha ekonominya.

• Bidang Sosial-Budaya merupakan keperluan untuk meluaskan kebudayaanya, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dengan usaha Amerikanisasi dunia.

• Bidang Militer merupakan keperluan untuk mempartahankan kepentingan-kepentingannya di luar atau untuk membantu sekutu-sekutunya berdasarkan fakta-fakta militer, seperti yang di lakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan move-move militernya (Lemhannas, 1995).



C. Pembangunan Nasional Dalam Menghadapi Perubahan Dunia

1. Era Tinggal  Landas

Pembangunan jangka panjang (PJP 1) telah menghasilkan kemajuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan telah meletakkan landasan yang cukup kuat bagi bangsa Indonesia untuk memasukkan pembangunan jangka panjang kedua (PJP II) sebagai awal kebangkitan nasional kedua dan proses tinggal landas.

Dalam periode PJP II, bangsa Indonesia akan menghadapi banyak perubahan yang mengandung peluang dan kendala sebagai akibat dari kemajuan yang telah dicapai dalam PJP I, kemajuan pesat dari Iptek, dan pengaruh globalisasi yang terkait dengan perkembangan hubungan internasional.

Bagi bangsa Indonesia konsep lepas landas tidak hanya berdimensi ekonomis, melainkan juga mempunyai dimensi-dimensi sumber daya manusia, budaya, sosial politik dan lain-lain yang akhirnya akan bermuara pada budaya bangsa. Istilah lepas landas untuk pertama kali dipopulerkan oleh Rostow yang dikaitkan dengan tahap pembangunan ekonomi suatu Negara.

Menurut Rostow, suatu masyarakat akan lepas landas dalam tahapan pembangunannya setelah melalui tahap yang disebut sebagai prasyarat untuk lepas landas (precondition take off).

Tahap prasyarat untuk lepas landas ini sebetulnya merupakan masa transisi suatu masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang berkembang. Pada masa tradisi, masyarakat mempersiapkan diri meningkat secara otomatis. Setelah tahap ini dilalui dengan kata lain pada masa transisi semua syarat untuk lepas landas akan diciptakan dan dimantapkan sehingga akhirnya suatu masyarakat dapat lepas landas.

Masa transisi yang dimaksud oleh Rostow mempunyai beberapa dimensi, dan masyarakat yang pada mulanya secara mutlak menggantungkan hidup pada sektor pertanian mengubah sumber-sumber pendapatan dan sektor-sektor ekonomi yang lain. Disamping itu, kegiatan perdagangan tidak lagi terbatas dalam suatu daerah tertentu, melainkan telah menjangkau daerah yang lebih luas, nasional bahkan internasional.

Kalau dalam masyarakat tradisional yang mempunyai pendapatan di atas kebutuhan konsumsi minimum hanya para tuan tanah, pada masa transisi keadaan itu berubah dan berpindah ke tangan sebagian besar penduduk.

Perubahan itu akan mengubah pula dasar penilaian seseorang dalam masyarakat yang tidak lagi dikaitkan dengan kelas-kelas yang ada di masyarakat, tetapi didasarkan pada kemampuan seseorang dalam melaksanakan fungsi tertentu yang semakin lama semakin dispesialkan. Dengan demikian, manusia tidak lagi menganggap lingkungan fisik sebagaimana yang diberikan oleh alam dan Tuhan, tetapi dapat dimanipulasi sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan suatu perubahan yang produktif yang membawa kemajuan.

Pembangunan nasional bangsa Indonesia yang kini dilakukan mempunyai arti khusus dan strategis karena merupakan tahapan pertama yang mampu meletakkan kerangka dasar untuk dilanjutkan pada Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun kedua, sekaligus merintis dan mempersiapkan proses tinggal landas pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Sebagaimana dirumuskan dalam GBHN, pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib, dan dinamis dalam lingkup pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.

Berdasarkan pokok pikiran itu, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya. Berbagai persiapan yang perlu dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam memasuki era tinggal landas sebagai berikut:

a. Tersedia saranan dan prasarana

b. Kemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

c. Suasana lingkungan strategis yang mendukung.

d. Program yang mantap (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan)

e. Tersedianya biaya

f. Tersedianya sumber daya manusia yang mantap

Menuju bangsa yang maju dan mandiri ideologi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya Iptek, harus didukung oleh adanya motivasi bangsa Indonesia untuk dapat mewujudkan “kemerdekaan” menuju bangsa yang bersatu, berkedaulat, dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


2. Kerangka Landasan Pembangunan Indonesia

Berdasarkan kesimpulan Rostow peningkatan tabungan/investasi dari 5% menjadi 10% dari pendapatan nasional sebagai persyaratan untuk lepas landas. Sebetulnya Indonesia pada dekade tujuh puluhan telah berada pada tahap itu.

Hal ini disebabkan tabungan domestic bruto Indonesia telah meningkat drastis (9,2% dari pendapatan nasional atas harga konstan). Dengan demikian secara teori bangsa Indonesia telah mampu masuk era tinggal landas seperti yang dikemukakan oleh Rostow oleh karena adanya pendapatan dari hasil minyak dan gas, yang kemudian menurun karena peralihan dari ekspor nonmigas sebagai pengganti akibat krisi harga migas.

Bangsa Indonesia dalam mengembangkan pandangan tinggal landas didasarkan kesimbangan seluruh kehidupan bangsa yang meliputi politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan sehingga era tinggal landas yang dikembangkan bangsa Indonesia didasarkan budaya politik yang dianut bangsa Indonesia. Setiap peningkatan kehidupan bangsa Indonesia harus berpijak pada budaya Indonesia yang bersifat kebersamaan dan kekeluargaan.

Dari segi kepentingan sosial-budaya, bangsa Indonesia mengalami regenerasi secara alami harus dapat diterima sebagai kenyataan dengan didasarkan pada pola berfikir bahwa generasi tidak akan dapat mengubah ciri-ciri kepribadian bangsa Indonesia yang telah dirumuskan dalam Pancasila sebagai pandangan hidup, dengan wawasan nusantara sebagai pedoman dalam menjabarkan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dari segi kehidupan sosial-politik, Pancasila sebagai ideologi negara harus sudah mantap dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga pengembangan demokasi Pancasila sudah mendapat tempat untuk pelestariannya.



D. Peranan Mahasiswa Dalam Politik Dan Strategi Nasional

Dilihat kembali dalam sejarah di Indonesia, dasar perubahan khususnya pada dunia politik hampir selalu dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa terbukti mampu menjadi pelopor dalam sejarah Bangsa. Mahasiswa merupakan bagian dari rakyat, bahkan ia merupakan rakyat itu sendiri. Mahasiswa sebagai tumpuan berbagai pihak. Mereka sering disebut sebagai harapan bangsa, harapan negara, harapan masyarakat, harapan keluarga bahkan harapan dunia. Mahasiswa sebagai agen perubahahan (Agen of Change) seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat.

Secara empiris, dalam sejarah Indonesia mahasiswa telah membuktikan dirinya sebagai agen perubahan sejarah. Seperti yang diketahui mahasiswa sangat  berperan penting  sebagai kekuatan dan subjek sejarah dalam perkembangan reformasi di Indonesia. Kekuatan itu sungguh ada dan bentuknya yang paling nyata adalah gerakan mahasiswa yang tidak kunjung henti-hentinya pada akhir ini.

1. Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan

Mahasiswa Indonesia telah berperan dalam menciptakan perubahan sebelum kemerdekaan NKRI. Sejak tahun 1908 dengan berdirinya Boedi Oetomo, mahasiswa Indonesia mulai mengadakan persatuan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan nasionalisme bangsa Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, gerakan mahasiswa mengalami persatuan, namun di  Belanda juga. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar disana mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti Indoneische Vereeninging, Indische Partij, Indische Sociaal democratische (ISDV) dan lainnya.

Dari kebangkitan pemuda yang dimotori mahasiswa tersebutlah, maka pada tanggal 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda II, maka dicetuskanlah “Sumpah Pemuda”. Ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui bahwa hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia.   Pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan tersebutlah, mahasiswa-mahasiswa Indonesia telah mengadakan sebuah gerakan persatuan, untuk memperjuangkan nasib bangsanya. Nasib bangsa yang belum lahir, namun akan segera lahir. Gerakan mahasiswa ini berperan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia yang saat itu sedang dijajah oleh Belanda. Gerakan mahasiswa inilah yang kemudian berpikir akan persatuan seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab. Mahasiswa di Belanda maupun di Jakarta, terus mendiskusikan dan bermimpi tentang kemerdekaan rakyatnya.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan bawah tanah yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia, dan dibantu juga oleh beberapa orang Belanda yang prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia. Maka pada tahun 1945, pada saat Jepang berkuasa, maka Pemuda Indonesia yakni terdiri dari angkatan muda dan angkatan tua berupaya untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada bulan Agustus, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, dan berita tersebut diteruskan keseluruh Indonesia.


Gerakan pemuda Indonesia yang didalamnya merupakan gerakan mahasiswa, lewat diskusi-diskusi bawah tanah di Asrama Menteng, Asrama Cikini dan Asrama Kebon Sirih, berhasil membawa perubahan pada bangsa Indonesia, sehingga menemukan kemerdekaannya sendiri. Peran gerakan pemuda tidak habis oleh waktu. Sejak tahun 1908, 1928 hingga 1945, pemuda tetap berkobar dengan pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia. Memang waktu yang panjang untuk menemukan sebuah kemerdekaan, namun dengan strategi gerakan yang tepat bangsa ini telah menemukan nasibnya sendiri. Ditangan gerakan pemudalah nasib bangsa ini berubah, dan ditangan pemuda jugalah perubahan terjadi.


2. Masa Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama

 Kemerdekaan telah diraih, perubahan telah terjadi. Dimanakah pemuda-pemuda Indonesia setelah kemerdekaan? Mereka tetap ada dalam titik kritis dengan pemerintahan yang baru saja terbentuk. Masukan-masukan kritis diberikan para pemuda kepada Soekarna dan Hatta untuk melanjutkan nasib bangsa Ini. Pemuda-pemuda generasi tua seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin dan lainnya masuk dalam tubuh pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia, demi terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan beradab.

 Pada tahun-tahun selanjutnya mulai muncul pergerakan-pergerakan mahasiswa yang berlandaskan nasionalisme Indonesia, untuk tetap berjuang menuju kemerdekaan yang dicita-citakan. Seperti PMII, GMNI, HMI dan lainnya. Pada tahun 1950 hingga 1959, saat Indonesia menerapkan demokrasi liberal, yang memunculkan banyak partai politik.

Maka beberapa gerakan mahasiswa dan pemuda,  dibawah kearah perjuangan partai politik, seperti GMNI dengan PNI, PMII dengan partai NU, HMI dengan Marsyumi dan gerakan lainnya yang mulai berdekatan dengan partai. Dengan demikian peran mahasiswa masuk kedalam ranah politik.

 Pada tahun 1966, ketika PKI dinyatakan sebagai partai terlarang, maka Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) terbentuk (25 Oktober 1966), dengan tujuan agar aktivis mahasiswa dapat lebih terkoordinasi dalam melawan PKI dan memiliki kepemimpinan. Adapun organisasi yang terbentuk dalam KAMI, yakni HMI, PII, GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi-Organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila, Ikatan Pers mahasiswa Indonesia (IPMI). Munculnya KAMI diikuti dengan munculnya kesatuan aksi lainnya.  KAMI dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi gedung MPR/DPR RI untuk menuntut TRITURA, yakni bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet DWIKORA, dan turunkan harga serta perbaikan sandang pangan. Peran gerakan mahasiswa telah diperlebar dari memperjuangkan kemerdekaan, menjadi mempertahankan ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Mahasiswa tetap mengawal kemerdekaan yang telah mereka capai.

 Pada tahun 1966 juga, saat presiden Soekarno menetapkan sistem presidensil. Gerakan mahasiswa di Indonesia mulai terlibat untuk memperjuangkan sebuah orde yang baru. Mahasiswa-mahasiswa saat itu, seperti akbar tanjung. Cosmas batubara, Sofyan wanandi dan lainnya (angkatan 66) memperjuangkan sebuah sistem demokrasi yang baru, yang mengganti sistem presidensil.

 Selain itu mereka juga berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI. Setelah perjuangan mahasiswa dan TNI berhasil berhasil menumpas PKI, maka Indonesia memasuki sebuah orde baru, yang mana mahasiswa semakin bersahabat dengan TNI.  Sebuah orde baru yang dipimpin oleh presiden Soeharto.

 Apakah setelah itu pergerakan mahasiswa selesai ? Belum. Ada beberapa mahasiswa seperti Akbar Tanjung, Cosmas Batubara dan lainnya diberikan hadiah oleh presiden Soeharto untuk masuk dalam kabinet menteri Orde Baru. Sedangkan mahasiswa lainnya kembali masuk kekampus dan menempatkan jarak kritis dengan pemerintah. Pada tahun 1971, ketika pemerintahan Orde Baru berupaya mempertahankan posisi pemerintahannya dengan membuat 2 undang-undang yang secara politis menguntungkan status quo mereka (baik UU tentang Pemilu, Partai politik maupun MPR, DPR, DPRD). Maka mulai muncul suatu gerakan dalam bentuk pernyataan sikap ketidak percayaan dari masyarakat, yang dimotori oleh mahasiswa. Mahasiswa yang saat itu dipimpin  oleh Adnan Buyung Nasution, Arif Budiman dan Asmara nababan menawarkan golongan Putih (Golput), sebagai bentuk ketidak percayaan terhadap pemerintah yang membatasi partai dan mempolitisir kemenangan pemilu (pada Golkar).

 Selanjutnya pada tahun 1972 hingga tahun 1974, ketika terjadi banyak korupsi ditubuh pemerintahan dan masyarakat mengalami kemiskinan, akibat naiknya harga beras, maka mahasiswa bergerak kejalan-jalan untuk melakukan demonstrasi penurunan harga dan pembubaran Asisten Pribadi. Pada tahun 1974 dan 1975 terjadi meristiwa Malari yang juga dimotori oleh mahasiswa lewat demonstrasi besar.

Namun demonstrasi besar tersebut berubah menjadi suatu kerusuhan sosial besar, hingga penjarahan yang makan banyak korban. Hal ini dikarenakan demonstrasi telah disusupi oleh orang-orang (Soeharto) yang ingin memanfaatkan gerakan mahasiswa tersebut.

 Menjelang Pemilu tahun 1977, pergerakan mahasiswa mengangkat isu berbagai penyimpangan politik. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak demokratis. Pada saat ini pemerintah juga membentuk tim kampanye untuk masuk ke kampus-kampus, namun tim ini ditolak oleh mahasiswa. Setelah itu pergerakan mahasiswa berkonsentrasi didalam kampus (karena menghindari kejadian seperti peristiwa Malari). Hingga tahun 1978, mahasiswa tetap bergerak dari dalam kampus, sehingga memaksa militer masuk kedalam kampus, dan dihapusnya Dewan mahasiswa (diganti dengan Normalisasai Kehidupan Kampus (NKK) / Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) secara paksa oleh pemerintah diseluruh Indonesia.

 Setelah tahun 1974 (sejak dibentuknya NKK dan BKK) maka tidak ada gerakan besar yang dilakukan oleh mahasiswa intra. Dalam perkembangannya gerakan mahasiswa digeser oleh kehadiran Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menjadi alternatif gerakan mahasiswa, untuk membantu masyarakat mencapai tujuannya. Selain itu beberapa mahasiswa intra mulai meleburkan diri dan aktif dalam organsiasi kemahasiswaan ekstra kampus, seperti HMI, PMII, GMKI dan PMKRI (yang selanjutnya dikenal dengan kelompok Cipayung). Kelompok Cipayung ini terus melakukan pergerakan lewat diskusi-diskusi dan pers mahasiswa.


 Pada tahun 1990 NKK dan BKK dicabut, dan Senat Mahasiswa Perguruan tinggi (SM-PT) diakui kembali oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan (waktu itu Fuad Hasan). Namun hal ini juga mendapat reaksi keras dari mahasiswa, karena dianggap  ada agenda tersembunyi dari pemerintah, yakni ingin kembali mengajak mahasiswa kedalam kampus, dan memotong aliansi mereka yang ada diluar. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri dan bebas dari politisasi antara birokrasi dengan pihak kampus. Gerakan mahasiswa pada tahun 1990-an menuntut kebebasan mimbar akademik. Setelah bersatunya seluruh element mahasiswa, setelah sebelumnya dibungkam oleh pemerintah lewat NKK/ BKK. Mahasiswa kembali menyuarakan suaranya.

 Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa menuntut reformasi dan meninggalkan Orde Baru yang telah melakukan banyak KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Lewat pendudukan gedung DPR/MPR, akhirnya mahasiswa berhasil memaksa presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Dan saat itu bangsa Indonesia memasuki sebuah era baru yaitu era reformasi.

3. Era Reformasi

 Setelah Orde Baru diruntuhkan oleh mahasiswa, maka reformasi tercipta. Keterbukaan dan kebebasan yang selama ini ditindas menjadi terbuka. Setelah demonstrasi besar untuk masuk ke era reformasi, gerakan mahasiswa kembali ke kampus. Lalu siapakah orang kepecayaan mahasiswa untuk melanjutnya pemerintahan? Yang melanjutkan pemerintahan adalah wakil presiden, yakni Habibie. Namun pada saat itu pemerintahan juga didukung tokoh-tokoh reformasi yang dimandatkan mahasiswa, seperti Megawati Soekarnoputri, Gus Dur, Amin Rais dan Sultan Hamengku Buwono X. Gerakan mahasiswa menciptakan awal perubahan reformasi, berhasil. Namun masih ada pekerjaan rumah hingga saat ini untuk mewujudkan cita-cita reformasi.

 Pasca reformasi, tokoh-tokoh reformasi bersaing lewat dunia politik untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Dan beberapa tokoh reformasi, seperti Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur berhasil menjadi Presiden Republaik Indonesia (Gus Dur Presiden RI ke-4 & Megawati Soekarnoputri Presiden Ri ke-5), sedangkan Amin Rais menjadi ketua MPR RI pada tahun 1999. Gerakan mahasiswa dan tokoh-tokoh mahasiswa berupaya untuk terus mewujudkan reformasi di Indonesia. Beberapa keberhasilan proses reformasi yakni Pemilu 1999 yang diikuti oleh banyak partai, kebebasan pers dan media, kebebasan umat beragama (Konghuchu masuk menjadi salah satu agama di Indonesia), pemisahan POLRI dan TNI,  TNI kembali ke barak, reformasi POLRI (polisi sipil), upaya penumpasan KKN  dan banyak UU direvisi menjadi pro-rakyat. Proses menuju cita-cita reformasi terus berlanjut hingga kepemimpinan presiden saat ini, dan belum tuntas.

 Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya perubahan, hingga pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi. Gerakan mahasiswa masih tetap berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap kinerja pemerintah, serta kebijakan-kebijakan. Saat ini peran mahasiswa untuk terus mengawal reformasi masih berjalan.


BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa politik dan strategi nasional Indonesia dilaksanakan di segala bidang. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami simpulkan dari makalah ini, adalah sebagai berikut :

1. Politik dan strategi nasional merupakan suatu cara atau metode untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan di suatu bangsa untuk mencapai tujuan dalam pembangunan nasional.

2. Strategi nasional meliputi strategi dalam bidang politik, pertahanan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya.

3. Peran mahasiswa dalam pelaksanaan politik dan strategi nasional sangat dibutuhkan, dikarenakan mahasiswa merupakan kaum intelektual muda yang memiliki pemikiran kritis terhadap segala masalah-masalah politik yang sedang terjadi di Indonesia saat ini. Dari era kemerdekaan hingga era reformasi, mahasiswa sangat berperan dalam segala perubahannya. Mereka yang menggulingkan  orde lama dan melahirkan  orde baru.


Artikel Terkait