BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Total Quality Management (TQM) adalah Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono, Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Total Quality Management (TQM) disebut juga dengan Manajemen Mutu Terpadu atau Manajemen Kualitas Terpadu adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan masyarakat. Prinsip-prinsip manajemen mutu yang fundamental mengenai, norma, aturan dan nilai-nilai yang diterima dan dapat digunakan sebagai dasar untuk manajemen mutu prinsip tersebut antara lain yaitu :
a. Focus pada pelanggan
b. Kepemimpinan
c. Pelibatan orang
d. Pendekatan proses
e. Pendekatan sistem pada manajemen
f. Perbaikan berkesinambungan
g. Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan
h. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian dari total quality manajemen ?
b. Perangkat apa saja yang terdapat di dalam total quality manajemen ?
c. Apa saja 8 prinsip dari manajemen mutu ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari totoal quality manajemen.
b. Untuk mengetahui perangkat dari total quality manajemen.
c. Untuk mengetahui 8 prinsip manajemen mutu.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) disebut juga dengan Manajemen Mutu Terpadu atau Manajemen Kualitas Terpadu adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, dan manfaat bagi semua anggota organisasi dan masyarakat. Menurut Nasution, Total Quality Management (TQM) adalah Perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut Tjiptono, Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Adapun karakteristik dalam TQM Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik Total Qality Management, yaitu sebagai berikut :
a. Fokus pada pelanggan. Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
b. Obsesi terhadap kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif.
c. Pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
d. Komitmen jangka panjang. TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
e. Kerjasama tim. Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
f. Perbaikan secara berkesinambungan. Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat.
g. Pendidikan dan pelatihan. Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
h. Kebebasan yang terkendali. Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
i. Kesatuan tujuan. Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja.
j. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.[1]
2. Perangkat Total Quality Management (TQM)
a. Lembar periksa, adalah suatu formulir yang dirancang untuk mencatat data. Karakteristik :
1) Data dapat dicatat dengan mudah
2) Data dapat dipahami dengan mudah
3) Mencegah terjadinya data hilang (missing data)
4) Dapat menentukan sumber persoalan
5) Memungkinkan pemecahan persoalan dengan cepat
6) Dipakai untuk memeriksa beberapa item secara bersamaan
7) Memungkinkan pengklasifikasian/penstrataan data
b. Diagram sebar : menunjukkan hubungan antara dua pengukuran.
Langkah-langkah pembuatan Diagram Sebar
Langkah 1: Kumpulkan data dan masukkan dalam table
Langkah 2: Gambarkan sumbu tegak dan sumbu datar beserta skala dan keterangannya
Langkah 3: Gambarkan titik-titik koordinat data tersebut
c. Diagram sebab-akibat (diagram Ishikawa/diagram tulang ikan), adalah sebuah teknik skematik yang digunakan untuk mengetahu letak-letak masalah kualitas yang mungkin.
d. Diagram alir (flow chart), diagram kotak yang secara grafis menggambarkan sebuah proses atau sistem. Manfaatnya, untuk memahami proses, mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dapat dilakukan, membantu pekerja untuk mengetahui, dimana posisi mereka di dalam proses, dan membangkitkan dukungan melalui partisipasi
e. Histogram
Histogram merupakan alat yang menggambarkan penyebaran distribusi frekuensi, yaitu pengaturan data berdasarkan magnitude, berupa grafik balok. Balok-balok yang terdapat dalam histogram dihasilkan dari persamaan sturge yang memberikan jumlah kelas-kelas data yang terdapat dalam grafik histogram setelah kita mendapatkan perkiraan jumlah kelas, dapat diperoleh interval kelas dengan membagi range data dengan jumlah kelas yang diperoleh.
f. SPC
Statistical Process Control (SPC) atau Pengendalian Proses Statistikal adalah seperangkat alat pemecahan masalah yang baik, berguna dalam mencapai stabilitas proses dan memperbaiki kapabilitas melalui pengurangan variabilitas.[2]
3. Prinsip Manajemen Mutu
Prinsip-prinsip manajemen mutu yang fundamental mengenai, norma, aturan dan nilai-nilai yang diterima dan dapat digunakan sebagai dasar untuk manajemen mutu. Technical Committee 176 ( Quality Management and Quality Assuransce) merumuskan 8 Prinsip Manajemen Mutu ini sebagai dasar dalam merevisi standar ISO 9000:2000. 8 Prinsip Manajemen Mutu ini dapat digunakan sebagai kerangka kerja sebaga pedoman peningkatan organisasi.
a. Fokus Pada Pelanggan
Perusahaan tergantung pada pelanggannya, maka harus mengerti apa keinginan pelanggan saat itu dan masa yang akan datang. Temui dan kenali apa keperluan pelanggan dan berusahalah memenuhi bahkan melebihi harapan-harapan pelanggan. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Teliti pahami kebutuhan dan keinginan pelanggan;
2) Pastikan bahwa sasaran organisasi sejalan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan;
3) Komunikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan ke seluruh organisasi;
4) Ukur tingkat kepuasan pelanggan kemudian ambil tindakan dari hasil pengukuran tersebut;
5) Lakukan pengelolaan secara sistematis hubungan dengan pelanggan;
6) Buatlah keseimbangan pendekatan antara kepuasan pelanggan dengan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya seperti : pemilik modal, karyawan, pemasok, masyarakat dan pemerintah.
b. Kepemimpinan
Para pimpinan menetapkan / membangun kesatuan arah dan tujuan organisasi untuk menciptakan / memelihara lingkungan internal yang mendukung, sehingga SDM sepenuhnya berupaya dalam mencapai tujuan / sasaran-sasaran organisasi. Penerapan Prinsipnya yaitu :
1) Ciptakan nilai kebersamaan, kejujuran dan model tugas yang etis pada semua tingkatan organisasi.
2) Pertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan, termasuk pelanggan.
3) Tetapkan dan berikan penjelasan mengenai visi organisasi ke depan agar setiap orang mengerti tujuan .
4) Lengkapi semua orang dengan sumberdaya yang diperlukan ( misalnya : pelatihan yang sesuai dengan keperluan bidang pekerjaan ), dan beri kebebasan bertindak dengan penuh tanggung-jawab.
5) Beri semangat dan pengakuan terhadap konstribusi setiap orang
6) Tentukan sasaran yang menantang dan sosialisasikan.
c. Keterlibatan Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia pada semua tingkatan adalah faktor penting dari suatu organisasi, keterlibatan sepenuhnya dari mereka memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk tujuan keuntungan organisasi. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Upayakan setiap orang memahami pentingnya konstribusi dan peran mereka.
2) Berikan fasilitas agar setiap orang bebas berbagi pengetahuan / pengalaman dan berinovasi.
3) Upayakan setiap orang mengetahui permasalahan kerja masing-masing dan termotivasi untuk menyelesaikannya.
4) Ajak semua orang supaya melihat peluang untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan pengalaman mereka.
5) Budayakan agar setiap orang secara terbuka mendiskusikan permasalahan.
6) Upayakan setiap orang mengenali batasan kinerja serta lingkup tanggung-jawab mereka.
d. Pendekatan Proses
Hasil yang diupayakan tercapai dengan lebih efisien bila aktivitas dan sumber-sumber yang terkait diatur dengan baik sebagai sebuah alur proses. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Menganalisa dan mengukur kunci kemampuan dan aktivitas-aktivitas.
2) Secara sistematis menentukan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3) Upayakan agar proses lebih efektif dan efisien.
4) Mengidentifikasi kunci aktivitas-aktivitas di dalam dan di antara fungsi-fungsi organisasi.
5) Menekankan pada faktor-faktor seperti sumberdaya, metode dan material untuk memperbaiki kunci aktivitas pada organisasi.
6) Hilangkan birokrasi, serta fungsi-fungsi organisasi yang tugasnya saling menumpuk.
7) Mengevaluasi konsekuensi, resiko, dan dampak aktivitas pada pelanggan / pemasok ataupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
e. Pendekatan Sistem Pada Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan suatu sistem dari proses-proses yang saling terkait, untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang objektif pada perusahaan dengan efektif dan efisien. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Penyusunan sistem untuk mencapai sasaran organisasi dengan lebih efektif dan efisien.
2) Memberi pemahaman yang baik pada tugas-tugas / tanggung-jawab yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama, serta mengurangi rintangan antar fungsional.
3) Memahami keadaan saling ketergantungan diantara proses-proses pada sistem.
4) Pendekatan struktur yang harmonis dan integrasi proses-proses, dengan tugas yang tidak saling tumpang tindih.
5) Menentukan bagaimana aktivitas khusus dalam suatu sistem akan beroperasi.
f. Perbaikan Yang Berkesinambungan
Perbaikan yang berkesinambungan harus menjadi pekerjaan yang tetap dari organisasi. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Laksanakan perbaikan yang berkelanjutan pada produk, proses dan sasaran sistem.
2) Tetapkan tujuan dan sasaran sebagai pedoman, dan ukur pencapaian untuk perbaikan yang berkesinambungan;
3) Laksanakan secara konsisten pendekatan organisasi untuk kelanjutan perbaikan dan pengembangan.
4) Sediakan dan kirim SDM untuk pelatihan terhadap metoda dan alat perbaikan berkesinambungan.
5) Beri penghargaan dan pengakuan terhadap perbaikan.
g. Pendekatan Faktual Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan analisa data dan informasi. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Analisa data dan informasi dengan menggunakan metoda yang benar.
2) Pastikan bahwa data dan informasi akurat dan dapat dipercaya.
3) Sediakan data yang dapat diakses oleh yang pihak membutuhkan.
4) Buat keputusan dan ambil tindakan berdasarkan fakta analisa, seimbang dengan pengalaman intuisi.
h. Prinsip Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok
Perusahaan dan Pemasok nya ( Supplier / Vendor ) merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Mempunyai kerjasama yang saling menguntungkan akan menciptakan nilai keberhasilan karena meningkatkan kemampuan kedua belah pihak. Penerapan prinsipnya yaitu :
1) Identifikasi dan pilih kunci para pemasok.
2) Susun pengembangan bersama, untuk kelenturan dan kecepatan merespon perubahan kebutuhan pasar.
3) Tetapkan hubungan yang seimbang antara keuntungan jangka pendek dengan mempertimbangkan keuntungan jangka panjang.
4) Sinergikan keahlian dan sumberdaya secara berpasangan dengan pemasok.
5) Berikan semangat, dorongan dan penghargaan atas peningkatan dan prestasi pemasok.
Prinsip Manajemen Mutu ini membentuk dasar konseptual untuk Sistem Manajemen Mutu dan berfungsi sebagai dasar untuk Good Manufacturing Practices (GMP), Good Practices Clinical (GCP), dan Good Laboratory Practices (GLP) yang dibutuhkan oleh sebagian besar badan pengawas pemerintah. 8 Prinsip Manajemen Mutu ini tidak hanya menjadi tulang punggung Sistem Manajemen Mutu namun juga 8 Prinsip Manajemen Mutu ini baik untuk dimasukkan ke dalam praktek di sebuah perusahaan.
Standarisasi pendekatan manajemen berbasis akan mengendalikan perbaikan secara global dan memberikan keunggulan proses sekurangnya untuk 10 tahun ke depan. 8 Prinsip Manajemen Mutu ini tidak terdaftar dalam urutan prioritas tergantung kepada kepentingan dari masing-masing organisasi, prinsip ini akan bervariasi dari organisasi ke organisasi dan dapat diharapkan untuk berubah seiring waktu.[3]
4. Manfaat Total Quality Management (TQM)
Menurut Hessel, manfaat penerapan Total Quality Management (TQM) bagi perusahaan/organisasi adalah (Nasution, 2005:366):
a. Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas, yaitu keandalan produk, product features, dan serviceability.
b. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin, dan menghemat penggunaan material.
c. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
d. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.[4]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kualitas merupakan kemapuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Total Quality Manajemen (TQM) mengacu pada penekanan kaulitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, six sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just in time, konsep taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM.
DAFTAR PUSTAKA
www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-karakteristik-metode-manfaat-total-quality-management.html
Edward, Total Quality Management In Education. Yogjakarta: Ircisod, 2011.
Ismanto, manajemen Syari’ah Implementasi TQM dalam Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
https://isokonsultindo.com/8prinsip-manajemen-mutu.html
[1] Muchlis Riadi , Pengertian, Karakteristik, Metode dan Manfaat Total Quality Manajemen, https://www.kajianpustaka.com, Senin, 1 April 2021.
[2] Nyonya Channel, Perangkat Total Quality Manajemen, about-operasional.blogspot.com, Kamis, 1 April 2021.
[3] Sigit, 8 Prinsip Manajemen Mutu Versi ISO, Dariigit.wordpress.com, Juni 2006.
[4] Muchlisin Riadi, Pengertian, Karakteristik, Metode dan Manfaat Total Quality Manajemen (TQM) , https://www.kajianpustaka.com