BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut
digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk
dalam kebudayaan, tetapi mempengaruhi kebudayaan. Contohnya adalah kebutuhan
akan tempat tinggal,dulu manusia hanya hidup berpindah-pindah atau nomaden.
Mereka hanya mencari perlindungan di goa atau di bawah pohon-pohon besar agar
tidak diserang oleh binatang buas, tetapi sekarang tempat tinggal adalah
kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Bagaimana kebutuhan itu
dipenuhi;dengan cara apa agar kebutuhan itu terpenuhi adalah bagian dari
kebudayaan. Semua manusia perlu tempat tinggal yang bersih dan nyaman bagi
kehidupannya,agar tidak diserang penyakit tetapi kebudayaan yang
berbeda dari kelompok kelompoknya menyebabkan manusia melakukan kegiatan itu
dengan cara yang berbeda.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di sampaikan, yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan antropologi dan kesehatan?
2. Bagaimana
hubungan antara budaya dan kesehatan?
3. Bagaimana
perkembangan budaya kesehatan manusia?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Agar
mahasiswa mampu menganalisis hubungan antropologi dengan Ilmu Kesehatan
Masyarakat;
2. Agar
mahasiswa mengetahui, hubungan antara budaya dan kesehatan;
3. Agar
mahasiswa mengetahui perkembangan budaya kesehatan manusia;
4. Untuk
memenuhi tugas akhir yang diberikan dosen kepada mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI ANTROPOLOGI
DAN KESEHATAN
1. Definisi Antropologi
Antropologi kesehatan
adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan
mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian Kutub Biologi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia, paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Pokok perhatian kutub sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien, dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian Kutub Biologi. Pertumbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia, paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba). Pokok perhatian kutub sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin), masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter pasien, dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan
merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari
bagaimana kebudayaan dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan,
pemeliharaan kesehatan dan masalah terkait lainnya.
Antropologi kesehatan
merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan pengaruh sosial, budaya,
biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman
dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit, proses
penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan
kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan
mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas dan
lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma
budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.
2. Definisi Kesehatan
Kesehatan adalah
kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat
fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit
manusia.
Pada saat berdirinya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun
1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan."
Pada 1986, WHO, dalam
Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan
bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari,
bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik."
Ciri Ciri Sehat :
Kesehatan fisik
terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya
keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa)
mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari
praktik keagamaan seseorang.
B. HUBUNGAN ANTARA
BUDAYA DAN KESEHATAN
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagaisuperorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai,
norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak
terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan
merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula,
hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat,
sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan
diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di
setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa
lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan
memaksa masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan
segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu besar bagi
pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan
ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat
tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah
penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis)
di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit
pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian
contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di
kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan
dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
C. PERKEMBANGAN BUDAYA
KESEHATAN MANUSIA
Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat
adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya
manusia pun juga akan ikut berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang
sama terjadi budaya kesehatan yang ada di masyarakat. Budaya
kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengethuan yang pesat
dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda
dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan
personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum
ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia,
manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda dalam
membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu diantaranya
adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan
kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan
pengganti sabun. Ramuan ini pun berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit
sekaligus untuk membersihkan. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan
dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan tubuh dengan menggunakan balok
lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan minyak
dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman
wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat
mandi Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312
SM itu terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan
populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk
pengobatan dan pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi
sebuah kegiatan rutin hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi
juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab menggunakan
kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus
sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia
menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang
secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat menggunakan merang untuk
keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami
perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan
jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma
sakit. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung
berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu terhadap
status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu
perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka
menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke
pusat layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi
sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit, personal
hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan bergizi.
Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit.
Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan
kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari makanan
berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan
dalam masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan
oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih
banyak yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih.
Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam kandungan
melalui USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan
yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat
mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai
macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap
adanya suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu
lebih baik daripada mengobati penyakit.
D. Macam-macam
Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi
1. Antropologi
fisik
a. Paleontologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang asal-usul manusia dan evolusi manusia
dengan meneliti fosil
b. Somatologi,
yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan cirri-ciri fisik.
2. Antropologi budaya
a. Prehistori,
yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia
mengenai tulisan
b. Etnolinguistik
antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia
c. Etnologi,
yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan
masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi,
yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu kepada bangsa
dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada
konsep psikologi.
3. Antorpologi
terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi
ekonomi, dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi
sosial yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia
dan spesies lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro,
dan globalisasi. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan. Hal
ini tidak lain karena pngertian budaya itu sendiri mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat dan kebiasaan. Ini dikarenakan budaya
bersifat dinamis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan.
B. SARAN
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan
budaya masyarakat sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.
(2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Anderson, Foster.
(2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
FKM UI. (2007). Gizi
dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.