Makalah TBC (Tuberkulosis) Paru

MAKALAH TBC PARU

Description: Description: C:\Users\Windows 10\Pictures\logo stikes.jpg

MARIANA
YUNIAR

STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
PROGRAM STUDI : S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMI 2018/2019





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen  Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.


Pare-pare, 21 Desember 2018

Penulis










i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...............................................................................................................3
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C.     Tujuan............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tuberkulosis (TBC).....................................................................................5
B.     Penyebab TBC................................................................................................................5
C.     Cara Penularan TBC.......................................................................................................6
D.    Gejala Penyakit TBC......................................................................................................7
E.     Cara Pencegahan TBC....................................................................................................8
F.      Pengobatan TBC............................................................................................................8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................................................10
B.     Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11







ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu peyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru diandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi BC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis/TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita diantara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA (Basil Tahan Asam) positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis/TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke ahun di Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru di Indonesia. Sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatka informasi lengkap tentang penyakit TBC.









3
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari TBC?
2.      Bagaimana penyebab penyakit TBC?
3.      Bagaimana cara penularan TBC?
4.      Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?
5.      Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?
6.      Bagaimana cara pengobatan  kepada pederita TBC?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
2.      Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.
3.      Untuk mengetahui cara penularan TBC.
4.      Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.
5.      Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.
6.      Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.


















4
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tuberkulosis (TBC)
TBC atau TB merupakan suatu penyakit infeksi yag disebabkan oleh bakteri Mikrobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru diandingkan bagian lain tubuh manusia.
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperepat juta kasus baru TBC dan 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65 %. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

B.     Penyebab TBC
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabka oleh kuman TBC (Mycrobacterium tuberculosis) yang sebagai kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dala jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
Adapun penyebabnya yaitu:
·         Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terppar pertama kali degan kuman TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan
5
peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadiya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah  infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan ubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.
·         Tuberkulosis Pasca Primer
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kabitas atau efusi pluera.

C.     Cara Penularan TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikrobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah, infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening dll. Meskipun demikian organ tubuh paling sering terkena yaitu paru-paru. Saa Mikrobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

6
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jarigan parut dan bakteri akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.

D.    Gejala Penyakit TBC
Gejala enyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1.      Gejala Sistemik/Utama
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
a.       Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbulnya.
b.      Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c.       Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d.      Perasaan tidak enak (malaise), lemah
2.      Gejala Khusus
a.       Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
b.      Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
c.       Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah
d.      Pada anak-anak dapat megenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.



7

E.     Cara Pencegaha TBC
Adapun tujuan dari pencegahan TBC, yaitu:
1.      Menyembuhkan penderita
2.      Mencegah kematian
3.      Mencegah kekambuhan
4.      Menunrunkan tingkat penularan        
Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut:
a.       Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa ke puskesmas atau ke rumah sakit.
b.      Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain
c.       Membuang ludah di tempat yang tertutup dan apabila ludahnya bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d.      Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.
e.       Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.

F.      Pengobatan TBC
1.      Jenis Obat
o   Isoniasid
o   Rifampicin
o   Pirasinamid
o   Streptomicin
2.      Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang menadi kuman kebal.
8
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu:
a)      Tahap intensif. Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2-3 bulan.
b)      Tahap Lanjutan. Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama 4-5 bulan.
3.      Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal terebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penangangan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.



















9

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dengan demikian, bahwa penyakit Tuberkulosis itu disebabkan karena adanya bakteri Mikrobakterium tuerkulosa. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.

B.     Saran
Untuk mencegah penyakit Tuberkulosis yaitu denga meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke puskesmas/klinik.


















10

DAFTAR PUSTAKA

·         Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan) Bandung
·         Doengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: buku Kedokteran EGC
·         Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.





















11

Artikel Terkait