Labels

Showing posts with label makalah gagal ginjal kronis. Show all posts
Showing posts with label makalah gagal ginjal kronis. Show all posts

Makalah Gagal Ginjal Kronis

View Article

A.  Pengertian Gagal Ginjal Kronis

Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Setiap hari, kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine. Di dalam setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau nefron yang terdiri dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang berbentuk protein. Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah.
Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal lain yang penting dalam tubuh, di antaranya:
  1. Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam dalam tubuh tetap normal.
  2. Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah.
  3. Memproduksi vitamin Ddalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan tulang.
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap akhir GGK, kondisi penderita dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah.
Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang jumlahnya terus meningkat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, sebanyak 0,2% dari total jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan Indonesian Renal Registry yang digagas oleh perkumpulan dokter ginjal se-Indonesia, pada tahun 2016, lebih dari 8000 pasien GGK disebabkan oleh diabetes (nefropati diabetik), dan merupakan penyebab terbanyak di Indonesia. Disusul oleh hipertensi yang jumlahnya hampir 4000 penderita. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan ginjal mengalami gangguan tersebut, salah satunya adalah terlalu sering mengonsumsi makanan penyebab gagal ginjal.
Penderita GGK yang aktif cuci darah juga terus meningkat dari 30 ribu pada tahun 2015, menjadi lebih dari 50 ribu pada tahun 2016. Hal ini baik, karena semakin banyak penderita gagal ginjal kronis tahap akhir yang sudah mengerti dengan pengobatannya. Namun di sisi lain juga menjadi peringatan karena kurang baiknya penanganan gagal ginjal kronis, sehingga membutuhkan terapi pengganti ginjal.

1.    Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal Kronis

Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk tahap lanjut. Gejala tersebut meliputi:
a.     Kemunculan darah dalam urine.
b.     Pembengkakan pada tungkai.
c.     Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.
Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat penyakit yang terjadi dalam jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab gagal ginjal tersebut, antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.

2.    Cara Mengobati dan Mencegah Gagal Ginjal Kronis

Penanganan GGK bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat diperlukan. Secara umum, pengobatan gagal ginjal kronis meliputi:
a.     Pemberian obat-obatan
b.     Cuci darah
c.     Transplantasi ginjal
Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan menghindari kondisi yang dapat memicu gagal ginjal kronis.

3.    Komplikasi Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, antara lain:
a.     Gangguan elektrolit, seperti penumpukan fosfor dan hiperkalemia atau kenaikan kadar kalium yang tinggi dalam darah.
b.     Penyakit jantung dan pembuluh darah.
c.     Anemia atau kekurangan sel darah merah.
d.     Kerusakan sistem saraf pusat dan menimbulkan kejang
Pada dasarnya tumor merupakan suatu istilah dalam kedokteran untuk menandakan suatu benjolan pada jaringan maupun organ tertentu. Suatu tumor berbeda dengan kanker. Kanker merupakan suatu benjolan (tumor) yang bersifat ganas yang berkembang secara pesat, tidak terkendali serta menginvasi (menyebar) organ di sekitarnya atau organ lain yang jauh tempatnya melalui aliran darah atau limfe. Baik tumor maupun kanker terjadi akibat mutasi sel yang bersifat normal menjadi tidak normal.

4.    Karakteristik Tumor Payudara

Tumor payudara adalah benjolan pada payudara yang terjadi akibat perkembangan sel-sel payudara yang cepat dan tidak normal. Penilaian karakteristik benjolan ini dapat dilihat dari:

1.    Batas tumor

Apakah tumor berbatas tegas atau tidak? Untuk tumor yang bersifat nonkanker biasanya akan memiliki batas yang tegas yang dapat membedakannya dengan jaringan sekitar, namun sebaliknya untuk yang bersifat kanker.

2.    Konsistensi

Apakah konsistensi tumor tersebut kenyal, berisi cairan, padat atau keras? Untuk benjolan yang bersifat ganas (kanker) biasanya memiliki konsistensi yang padat dan keras.

3. Mobilitas

Apakah tumor dapat digerakan (mobile) atau tidak? Untuk tumor yang bersifat jinak biasanya tidak melekat sehingga dapat digerakan, berbeda dengan kanker.

4. Ukuran

Ukuran untuk tumor sendiri berbeda-beda tergantung dari jenis dan stadium tumor itu sendiri, mulai dari yang sebesar kacang polong sampai dengan yang besar hingga sebesar buah semangka.

5.    Jenis dan Penyebab Tumor Payudara

Berdasarkan karakteristik yang telah disinggung sebelumnya, penyebab tumor payudara atau benjolan pada payudara dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut: 

1.    Fibroadenoma Mamae (FAM)

Merupakan jenis tumor nonkanker yang paling dijumpai pada wanita muda usia sekitar 15 – 35 tahun. FAM ini memiliki karakteristik benjolan yang kenyal, keras, halus, kencang, berbatas tegas dan dapat digerakan (mobile). Benjolan ini biasanya tidak nyeri, dan ukurannya dapat bervariasi. Penyebab tumor payudara jenis ini ketika tubuh membentuk jaringan kelenjar susu berlebihan. Fibroadenoma umumnya dapat hilang dengan sendirinya, tapi terkadang dapat juga menetap dan membesar. Penyebab FAM ini tidak diketahui pasti, tetapi mungkin diduga terkait dengan hormon reproduksi. Benjolan FAM ini terjadi lebih sering pada masa tahun-tahun reproduksi, dan dapat menjadi lebih besar atau menetap selama kehamilan. Untuk pasien yang sedang menggunakan terapi hormon, FAM menjadi lebih sering muncul. Dan ketika kadar hormon menurun, benjolan dapat menyusut terutama pada menopause. 
2.    Kista payudara
Kista payudara adalah suatu benjolan pada payudara yang merupakan kantung berisi cairan, yang dimana benjolan ini biasanya tidak bersifat kanker (jinak). Kista ini dapat timbul sendiri atau berkelompok, dan bisa terdapat pada satu atau kedua payudara. Kista ini memiliki karakteristik seperti anggur yang berisi air dan dapat terasa keras. Kista payudara ini umumnya terjadi pada wanita dari segala usia, namun paling terjadi pada usia sebelum menopause, antara usia 35 – 50 tahun. Pada wanita menopause yang menggunakan terapi hormon, kista ini juga mungkin terjadi.

3.    Payudara fibrokistik
Perubahan payudara menjadi jaringan yang fibrokistik umumnya dianggap normal dan bisa terjadi pada sebagian besar wanita. Payudara fibrokistik sering terjadi pada wanita usia 20-50 tahunan, dan jarang sekali dilaporkan pada wanita postmenopause kecuali yang mendapatkan terapi hormonal. Penyebab payudara jenis ini karena perubahan payudara menjadi jaringan fibrokistik yang kemungkinan disebabkan oleh faktor perubahan hormonal terutama hormon estrogen. Payudara fibrokistik ini biasanya tidak memiliki gejala, namun pada beberapa wanita juga muncul gejala tumor payudara seperti: kebas, tidak nyaman dan nyeri terutama di daerah payudara bagian atas.

4. Nekrosis lemak

Nekrosis lemak merupakan suatu tumor jinak (tidak bersifat kanker). Penyebab tumor payudara janis ini karena rusaknya jaringan lemak di payudara. Kondisi tersebut bisa disebabkan secara spontan karena cedera atau terapi radiasi. Nekrosis lemak lebih tinggi risikonya pada wanita-wanita yang memiliki payudara besar dibandingan dengan wanita dengan ukuran payudara yang kecil. Pada umumnya, nekrosis lemak pada payudara tidak memerlukan penanganan khusus. Namun jika pasien mengalami ketidaknyamanan bisa dilakukan penanganan dengan beberapa metode bedah payudara seperti mastektomi, biopsi payudara, rekonstruksi payudara, lumpektomi, dan pengecilan payudara.

5. Papiloma Intraduktal

Papiloma intraduktal adalah tumor yang sifatnya jinak dan berasal dari tumor kecil pada saluran susu di payudara. Penyebab tumor payudara ini terbentuk dari kelenjar, jaringan fibrosa, dan pembuluh darah. Tumor jenis ini paling sering terjadi pada wanita antara usia 35 sampai 55 tahun.
Papiloma intraduktal sendiri dapat berupa tumor tunggal (solitary intraductal papilloma). Jenis ini umumnya tumbuh di dekat puting dan tidak bersifat kanker. Sedangkan papiloma yang terdiri dari banyak tumor (multiple papilloma) lebih berisiko berkembang menjadi kanker.

6. Kanker payudara

Kanker payudara merupakan suatu tumor ganas dari payudara, yang terbentuk dari sel-sel payudara itu sendiri dan menyebar serta menyerang organ tubuh lain. Kanker payudara dapat terjadi baik pria maupun wanita, tetapi paling sering terjadi pada wanita. 

6.    Gejala Tumor Payudara

Selain benjolan dengan ukuran yang bervariasi, gejala tumor payudara dapat berupa:
a.    Demam
b.    Ruam kemerahan
c.    Terkadang keluar cairan dari puting apabila disertai dengan infeksi sekunder.
Umumnya tumor mamae tidak nyeri, namun untuk beberapa kasus dapat timbul rasa nyeri terutama benjolan yang terdapat di sekitar areola dan puting. 

7.    Diagnosis Tumor Payudara

Ada beberapa cara untu mendeteksi benjolan pada payudara, berikut di antaranya:

1. Pemeriksaan mandiri di rumah

Pada dasarnya pemeriksaan benjolan (tumor) pada payudara dapat Anda lakukan sendiri di rumah, yakni dengan melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) sebelum terlambat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi semua perubahan yang mengarah ke kondisi serius agar ditangani sedini mungkin.  SADARI dapat Anda lakukan pada saat beberapa hari setelah periode menstruasi dimulai, tujuannya karena pada saat ini kadar hormon pada tubuh sangat berfluktuasi dan meningkat tajam, sehingga menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh termasuk payudara yang menjadi lebih kencang.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni dengan berdiri di depan cermin, menggunakan sabun saat mandi, dan saat berbaring ditempat tidur. Lihat dan raba semua perubahan yang terjadi pada payudara Anda termasuk perubahan bentuk, ukuran, benjolan dan ada tidaknya cairan yang keluar pada puting susu Anda.
Apabila ditemukan perubahan yang terjadi pada payudara Anda, jangan langsung panik dan segeralah konsultasikan diri Anda ke dokter terdekat untuk memastikannya. Karena sebagian besar benjolan pada payudara merupakan suatu tumor jinak. 

2. Pemeriksaan oleh tenaga medis

Setiap perubahan pada payudara Anda harus segera dikonsultasikan ke dokter, agar dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Berikut beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter, antara lain:

a.          Pemeriksaan fisik payudara

Hampir mirip dengan SADARI, setelah melakukan tanya jawab, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada payudara Anda untuk menilai bagaimana karakteristik benjolan (tumor) tersebut. Karakteristik yang dinilai di sini termasuk ukuran, konsistensi, batas benjolan dan mobilitasnya.
b.         Mammography
Sebagai pemeriksaan tambahan untuk mendiagnosis tumor mamae, dapat pula dilakukan pemeriksaan mammography. Ini merupakan suatu pemeriksaan screening yang paling standar untuk menilai suatu tumor pada payudara.

c.         USG Payudara

Selain mammography, pemeriksaan penunjang yang lainnya adalah USG payudara. Pada beberapa kasus benjolan yang terdapat pada payudara dapat terdeteksi dengan menggunakan USG payudara ini.


d.   Biopsi

Dokter akan mengambil sampel jaringan yang ada di dalam benjolan payudara berserta sebagian jaringan yang sehat sekitar benjolan. Lalu sampel tersebut selanjutnya akan dianalisis di laboratorium Patologi Anatomi untuk memastikan apakah tumor tersebut bersifat kanker atau tidak. 

8.    Pengobatan Tumor Payudara

Apa saja obat tumor payudara? Pengobatan suatu tumor payudara, tergantung dari hasil diagnosisnya, apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Untuk tumor-tumor yang bersifat jinak seperti Fibroadenoma Mamae, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan tindakan pengangkatan tumor dengan tindakan pembedahan atau operasi. Sedangkan untuk tumor yang bersifat ganas (kanker), biasanya selain dengan tindakan operasi, dokter juga akan menyarankan pasien untuk melakukan tindakan kemoterapi atau kemoradiasi. Namun hal ini tergantung dari derajat kanker itu sendiri..