MAKALAH
BERPIKIR KRITIS DALAM BIDANG KEPERAWATAN
DI
SUSUN OLEH :
MARIANA
STIKES
MUHAMMADIYAH SIDRAP
PROGRAM
STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN
AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam
keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk
menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu
komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional
terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan,
keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988)
Berpikir
bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis
dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses
berpikir, oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir
secara umum. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang
mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan
transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan
baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel,
integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness,
dan perseverance.
Menurut
Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada
prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan
(feeling), dan melakukan (doing). Mengingat profesi perawat merupakan profesi
yang langsung berhadapan dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan
aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan
doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan
berpikir dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya,
menangani perubahan yang berasal dari stresor lingkungan, dan membuat keputusan
penting.
2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2.
Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3.
Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4.
Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5.
Apa sajalah model dari berpikir kritis?
3. Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.
2.
Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam
keperawatan.
3.
Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis dalam
menangani klien.
4.
Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5.
Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1 Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir
kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat,
atau komunikasi. Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat
berubah setiap hari-
hari atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara
konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka
penting untuk memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola
unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk
dapat berpikir lebih baik.
Dalam
keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis
proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen
penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan.
2. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam
Keperawatan
Saat
perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya,
menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Setelah
membu at kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving dengan melakukan
sesuatu pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan
berpikik kritis dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap
proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
●Berfikir
Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap
pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan,
metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian
informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi
sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan
merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung dua kategori
mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan klien.
Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
secara mandiri, an perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara
interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke
tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian
meliputi kegiatan mengumpulkan data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan
merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus
menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu dilatih
sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi
masalah.
●Berpikir
Kritis dalam Tahap Perencanaan
Berpikir dalam perencanaan brarti
menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu
juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih
tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan
di mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi
penyakit. Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah
hal yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan
bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
●Berpikir
Kritis dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap
implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesis,
karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu
asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu dilakukan.
●Berpikir
Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap
evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan
apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja
sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan model konsep total recall.
3.
Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Berikut ini adalah karakteristik
dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
v Konseptualisasi
Konseptualisasi
artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan konseptualisasi
merupakan pemikiran abstrak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam
otak.
v Rasional
dan Beralasan (reasonable)
Artinya
argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta atau fenomena nyata.
v Reflektif
Artinya
bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan
kejadian.
v Bagian
dari suatu sikap
Yaitu
bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang
lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
v Kemandirian
Berpikir
Seorang
pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran
dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan
dapat dipercaya.
v Berpikir
Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya
yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk mencipta berdasarkan
suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
v Berpikir
Adil dan Terbuka
Yaitu
mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan
kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih
dan memutuskan seperti itu.
v Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir
kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta
sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
4.
Cara Berpikir Kritis Yang Baik
A. Mengenali
Masalah ( Defining and dlarifying problem)
1.
Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2.
Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3.
Memilih informasi yang relevan.
4.
Merumuskan /memformulasikan masalah.
B. Menilai
informasi yang relevan
1.
Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2.
Mengecek konsistensi.
3.
Mengidentifikasi asumsi.
4.
Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5.
Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6.
Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.
C. Pemecahan
Masalah / Penarikan kesimpulan
1. Mengenali data-data yang diperlukan dan
cukup tidaknya data.
2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi
dari keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.
5.
Model Berpikir Kritis
Dalam berpikir kritis terdapat
beberapa model, yaitu:
a) Ingatan
Total (T)
Berarti
mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau
tempat dan bagaimana cara untuk menemukannya ketika dibutuhkan.
Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau pikiran, baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu proses yang kompleks. Beberapa
orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya asing tanpa berupaya
keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
b) Kebiasan
(H)
Kebiasaan
adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat
alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam
melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan
tanpa harus memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada
kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses intuitif.
Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah “reaksi dari dalam diri”. Polanyi
(1964) menjelaskan fenomena serupa, yang disebut “pengetahuan yang diam”, yaitu
langkah penemuan pengetahuan itu tidak dapat diidentifikasikan.
c) Penyelidikan
(I)
Penyelidikan
adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu yang
mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan
ini dalam situasi sosial, anda akan disebut “terlalu memaksa”. Penyelidikan
termasuk menggali dan mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi
seseorang dalam situasi tertentu. Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu
berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor yang kurang jelas, meragukan
semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu, walaupun hal tersebut tampak
tidak bermakna.
d) Ide
baru dan Kreativitas (N)
Ide
baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide
baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar
dari asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi
klien. Banyak hal yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan
dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
e) Mengetahui
Bagaimana Anda Berpikir (K)
Bagaimana
anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak
penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang
pemikiran disebut “metakognisi” sebuah kata yang terdiri dari kata awalan,
“meta”, yang berarti “diantara atau ditengah-tengah dari”, dan “kognisi”, yang
berarti “proses mengetahui”. Apabila anda berada ditengah-tengah proses mencari
tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda berpikir. Mengetahui bagaimana anda
berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian besar kita “hanya
berpikir”, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan bagaimana
kita berpikir.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah
suatu komponen penting dalam mempertanggungjawabkan profesionalisme dan
kualitas pelayan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh,
asumsi, prisip, argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Proses keperawatan yang didasarkan pada
paradigma model adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai kerangka berpikir kritis
yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi
jika individu tidak mampu beradaptasi secara holistis dari stresor yang
didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan sebagai stimulus terhadap stres
(sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping (cognator) individu melalui
proses pembelajaran. Perbaikan respons cognator berpengaruh terhadap sistem
hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme HPA-Aksis mempunyai efek terhadap
respons imunitas (Th) dalam Roy disebut regulator.
Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini
untuk memperjelas dalam pembahasan “Berpikir
Kritis Dalam Bidang
Keperawatan”.
apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat makalah ini dapat
menghubungi penyusun,
dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu
dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.
Daftar
Pustaka
Deswani.
2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam.
2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam.
2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.
Rubenfeld,
M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld,
M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi.
Jakarta:EGC