TEORI-TEORI PENDIDIKAN TEORI KOGNITIF, TEORI PENDIDIKAN HUMANISME
NAMA : IDAWATI
NIM; 214130014
SEMESTER : V
PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA PARE PARE
TEORI-TEORI PENDIDIKAN TEORI KOGNITIF, TEORI PENDIDIKAN HUMANISME
Pembelajaran Menurut Teori Kognitif
Kognitif adalah salah satu rana dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif diartikan potensi inelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan ( Knowledge ), Pemahaman ( Komprehention ), Sintesa ( Shintesis ), Evaluasi ( evaluation ), Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk menyombongkan kemampuan rasional ( Akal ).
B. Teori pendidikan Humanisme
Humanisme lebih melihat pada sis perkembangan kepribadian manusia. Perkembangan ini melihat kejadian itu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakuakn hal-hal yang positif. Emosi adalah karakteristik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beralihan humanisme.
C. Teori Pendidikan Behaviorisme
Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekan pada tingka laku manusia. Menurut teori belajar ini adalah perubahan tingka laku. Seorang di anggap belajar sesuai bila ada menunjukkan perubahan tingka laku. Misalnya seorang siswa belum bisa membaca maka betapa pun gurunya berusaha sebaik mungkin untuk mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai Z diluar kepala. Namun bila siswa itu gagal mendemonstrasikan kemampuan dalam membaca, maka siswa itu belum bisa dikatakan belajar.
D. Teori Belajar Kontruktivisme
Teori ini didefenisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan yang menciptakan sesuai makna dari apa yang dipelajari.
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
Teori ini di kembangan oleh Jean Piage, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896- 1980. Teori ini memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikolog perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi piage, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat mempresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Piage membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui 4 periode yaitu
Periode sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Periode praoperasional (usia 2-7 tahun )
Periode operasional kongkrit (usia 7-11 tahun)
Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
Periode Sensorimotor
Adalah periode pertama dari empat periode. Piage berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan
1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai dua belas bulan saat berkembanya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut yang berbeda (permanensi onjek).
5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujun.
6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahap awal kreatinitas.
B. Tahapan Praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Menurut Piege, tahapan praoperasional mengikut terhadap sensorimotor. Dalam tahapan ini anak mengembangkan keterampilan berbahasanya dan mereka mulai mempresentasikan benda-benda dan kata-kata dan gambar. Di permulaan tahapan ini mereka cenderung egosentris mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan orang lain, tetapi seiring pendewasaan kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik.
C. Tahapan Operasional Kongkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan dan proses penting dalam tahapan ini adalah:
Pengurutan kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Klasifikasi kemampuan untuk memberikan nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya.
Decentering anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalah untuk bisa memecahkan.
Reversibility anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
Konservasi memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
Penghilangan sifat egosentrisme kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berfikir dengan cara yang salah).
D. Tahapan operasional formal
Adalah tahapan terahir perkembangan kognitif dalam teori Piege. Karakteristik tahapan ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berfikir secara abstrak, nalar secaraa logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.
INFORMASI UMUM MENGENAI TAHAPAN-TAHAPAN
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Walau tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama
Universal (tidak terkait budaya)
Bisa digeneralisasi representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang beralaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan
Urutan tahapan bersifat hirarkis
Tahapan memperesentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berfikir.
Proses Perkembangan
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksidengan lingkungan agar memperoleh skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterprestasi dan memahami dunia.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru kedalam skema yang sudah ada dan prosesnya bersifar subjektif.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau pergantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada dan prosesnya dapat terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali.
TEORI-TEORI KOGNITIF PENGENALAN
Pada masa dahuu, apabila memperkatakan tentang sikap, manusia tidak dikaitkan dengan bidang psikolog walaupun kajian terhadapnya telahdilakukan skian lama, pendekatan kognitif menekankan pada proses mentaldalaman. Maklumat yang diterima di proses melalui pemilihan,perbandingan dan penyatuan dengan maklumat lain yang sedia ada dalam ingatan.
Teori-teori/Model
Model respons kognitif ( Kognitif respons theory)
Model kognitif pencegahan (Pencegahan cognitive theory)
Model perkembangan kognitif (Cognitive development theory)
Teori respons kognitif ( Kognitif respons theory)
Satu teori menerangkan bagaimana manusia memperoleh dan berubah sikap mereka apabila bertindak ke atas kounikasi berbentuk pemujukan. Teori memberi fokus kepada kenyataan bahwa penerima suatu maklumat bukan sekedar memberi terhadap maklumat tersebut.
Teori kognitif pencegahan (Pencegahan cognitive theory)
Adalah keadaan yang tidak keselarasan diantara dua atau lebih pendapat atau idea. Pencegahan boleh memotifasi tingka laku atau mengubah pendapat seseorang, pencegahan ini boleh dikurangkan melalui perubahan sikap atau tindakan dan mencari sokongan kognitif orang lain atau menolak segala ketidakserasian.
Ada empat bidang pencegahan kognitif
Pencegahan pos keputusan
Pematuhan paksaan
Pendedahan kepada informasi
sokongan
Teori perkembangan kognitif (Cognitive development theory)
Teori ini telah sedikit banyak memberi panduan kepada guru dan juga ibu bapak tentang perkembangan yang dilalui oleh seorang kanak-kanak dan tiap anak berbeda dari segi perkembangan kognitifnya yang kemungkinan dipengarui oleh faktor-faktor lain seperti bakat, persekitaran, makanan, kecerdasan dan sebagainya.
TEORI KOGNITIF
Pendahuluan
Teori pembelajaran merupakan penyedia panduan bagi pengajar untuk membantu siswa didik dalam mengembangkan kognitif, emosi, sosial, fisik, dan spiritual. Panduan tersebut adalah kejelasan infirmasi yang mendekripsikan tujuan, pengetahuan yang diperlukan dan unjuk kerja itu penting.
Praktek pembelajaran adalah suatu subsistem yang merupakan bagian darisebuah sitem. Jika dalam suatu perjalanan sistem berubah maka subsistemnya pasti berubah, oleh karena itu masing-masing kebutukan subsistem harus memiliki titik temu dengan sistemnya supaya sistem tersebut dapat mendukung subsistem secara berkelanjutan.
B. Tokoh-tokoh aliran kognitif
Teori belajar cognive developmental dari piage
Dalam teorinya Piage memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dan dari kongkrit menuju abstrak.
Jean Piage mengklasifikasi perkembangan kognitif anak manjadi empat tahap:
Tahap sensory- motor yakni perkembangan rana kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun, tahap ini diidebtikkan dengan kegiata motorik dan persepsi yang masih sederhana.
Tahap pre-operational yakni perkembang rana kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun.
Tahap concrete-operational yang terjadi pada 7-11tahun yang dicirikan dengan anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas logis.
Tahap formal -operational yakni perkembangan rana kognitif yanng terjadi pada usia 11-15 tahun, ciri pokok tahap yang terahir ini adalah anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola pikir (kemungkinan).
Jerome Bruner dengan discoveri learningnya
Pengetahan enaktif adalah mempelajari sesuatu dengan manipulasi objek melakukan pengetahuan tersebut daripada hanya memahaminya.
Pembelajaran ikonik adalah pembelajaran yang melalui gambaran dan bentuk, anak mempresentasikan pengetahuan melalui sebuah gambaran dalam benak mereka.
Pembelajaran simbolik merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui representasi pengalaman abstrak seperti bahasa yang samasekali tidak memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut.
Teori belajar bermakna Ausubel
Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh Ausebel adalah bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna. Menurut Ausebel ada dua jenis belajar
Belajar bermakna (Meaningful Learning)
Belajar menghafal (Rote Learning)
Beberaapa teori dan tokoh lain
C. Belajar sebagai proses kognitif
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai.
D. Gagasan-gagasan kunci di dalam psikologi kognitif dalam konteks pendidikan
Kognisi umumnya bersifat adaptasi, namun tidak semua kasus evolusi telah membantu kita dengan baik dalam membentuk perkembangan perangkat kognitif yang sanggup menangkap secara kuat rangsangan dari lingkungan.
Proses kognitif berinteraksi satu sama lain termasuk dengan proses-proses non-kognitif, meskipun para psikolog kognitif sering kali megisolasi fungsi dan dari proses-proses kognitif tertentu.
PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI KOGNITIF
Teori kognitif belajar berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Teori ini juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan konteks situasi tersebut.
Prinsip-prinsip teori belajar kognitif
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar adalah
Pembelajaran aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman
Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka ketahui
Belajar membangun pemahaman dari pada catatan
Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang
Defenisi pembelajaraan
Dari perspektif kognitif belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang yang atas kapasitas untuk menunjukkan perilaku yang berbeda.
Pengolahan informasi
Adalah teori belajar yang menjelaskan bagaiman rangsangan memasukkan sistem ingatan kita, dipilih dan terorganisir untuk menyimpan dan diambil dari memori (Mayer 1998a)
Teori belajar Piage
Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut
Tahapan sensor motor (Dari lahir sampai 2 tahun)
Tahap pra-operasional (Kurang lebih umur 2 tahun sampai 7 tahun)
Tahap operasi kongkrit (Kurang lebih 7 sampai 11 tahun)
Tahap operasi formal (Kurang lebih umur 11 ahun sampai 15 tahun)
Taxonomy SOLO
Salah satu kritik yang cukup tajam terhadap teori Pieget adalah berkenaan dengan asumsi bahwa pengertian akan suatu struktur yang sama aakan diperoleh pada usia yang sama dalam berbagai domain intelektual. Implikasi dari hal ini adalah ketika seorang anak sudah dapaat mengawetkan besaran suatu unsur dengan mengenali bahwa besaran dari benda tersebut sama terlepas dari bentuknya anak secara rasional dapat duduga akan mengawetkan konsep berat, karna struktur antara konsep besar dan bera sama.
Berikut ada 5 mode yang diutarakan oleh Biggs dan Collis
Mode sensorimotor
Fokus perhatian pada model ini adalah lingkungan fisik sekitar anak. Anak membangun kemampuan untuk melakukan koordinasi dan mengatur interaksinya dengan lingkungan sekitar.
Mode iconic
Pada mode ini simbol-simbol dan gambar digunakan untuk merepresentasikan elemen-elemen yang diperoleh pada mode sensorimotor
Mode concrete symbolic
Pada mode ini anak mengalami ‘’pertukaran’’ dalam proses abstraksi. Mereka mulai merepresentasikan dunia fisik melalui bahasa oral ke dalam bentuk tulisan, yaitu sebuah system symbol yang akan mereka gunakan dalam kehidupan nya di dunia.
Mode formal
Pada mode ini titik berat kemampuan seseorang adalah pada kemampuan mengkrontruksi teori tampa bantuan contoh benda kongkrit.
Mode post formal
Keberadaan mode ini lebih menekanka pada pembuatan hipotesis secara deduktif dari pada penyusunan teori berdasarkan bukti-bukti empiris.
Berikut adalah tahapan respon berfikir berdasarkan taksonomi SOLO
Tahap pre-structural
Pada tahap ini siswa hanya memiliki sangat sedikit sekali informasi yang bahkan tidak saling berhubungan sehingga tidak membentuk sebuah kesatuan konsep sama sekali dan tidak makna apapun.
Tahap uni-structural
Pada tahap ini terlihat adanya hubungan yang jelas dan sederhana antara satu konsep dengan konsep lainnya tetapi inti konsep tersebut secara luas belum dipahami.
Tahap multi-structural
Pada tahap ini siswa sudah memahami beberapa komponen namun hal ini masih bersifat terpisah satu sama lain sehingga belum bisa membentuk pemahaman secara komprehensip.
Tahap relational
Pada tahan ini siswa dapat menghubungkan antara faka dan teori serta tindakan dan tujuan.
Tahap extended abstract
Pada tahap ini siswa melakukan koneksi tidak hanya sebatas pada konsep-konsep yang sudah diberikan saja melainkan dengan konsep-konsep diluar itu.
Teori belajar Van Hiele
Dalam belajar pengaajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Van Hiele (1954) yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak dalam belajar geometri.
Menurut Van Hiele tiga unsur utama dalam peengajaran geometri yaitu waktu materi pengajaran dan mode pengajaran yang diterapkan, jika ditata secara terpadu akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi.
Van Hiele menyatakan bahwa terdapat lima tahapan berfikir dalam belajar geometri yaitu
Tahap pengenalan
Tahap analisis
Pada tahap ini anak sudah mulai dapat mengenal sifat-sifat yang dimiliki geometri yang diamaatinya. Ia sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada geometri tersebut.
Tahap pengurutan
Pada tahap ini anak sudah mampu melaksanakan penarikan kesimpulan yang dikenal dengan sebutan berfikir deduktif namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh.
Tahap deduksi
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikkan kesimpulan dari hal-hal umum menuju hal-hal yang bersifat khusus.
Tahap akurasi
Dalam tahap ini anak mulai menyadari betapa pentingnya prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian.