MAKALAH SISTEM SYARAF, SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM REPRODUKSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saluran pencernaan merupakan saluran yang
menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan
jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim
dan zat cairyang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran
pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ
pencernaan yang tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan
tersebut terdiri dari Oris(mulut), Faring(tekak), Esofagus (kerongkongan)
Ventrikulus (lambung), usus halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat
penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar
hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus.
Selama dalam pankreas, pencernaan makanan
dihancurkan menjadi zat-zat yang sederhana yang hanya diserap dan digunakan
oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena kerja
berbagai enzim yang terkandung di dalam berbagai cairan pencernaan.
Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lain.
1.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui Sistem Syaraf
2. Untuk
mengetahui Sistem Pencernaan
3. Untuk
mengetahui Sistem Resproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM SYARAF
A. Pengertian
Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel
saraf yang bentuknya bervariasi. Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Sistem saraf adalah salah satu sistem koordinasi yang berfungsi
untuk menyampaikan rangsangan dari reseptor yang akan dideteksi dan direspon
oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup dapat menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam secara cepat.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron yang
berfungsi dalam mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan tersebut, ada 3 komponen yang harus
dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
- Reseptor
Reseptor adalah sel yang memberikan respon
terhadap ransangan terhadap lingkungan eksternal maupun internal kemudian
reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang
akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai
reseptor adalah alat indera.
- Penghantar
impuls
Penghantar impuls dikerjakan oleh saraf
itu sendiri tanpa bantuan organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang
memanjang dan meluas.
- Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang di
gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar
tubuh dapat diartikan sebagai bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah
otot dan kelenjar.
B. Penyusun
Sistem Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf
yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari
sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat.
Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah
rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls
(rangsangan).
- Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf
terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.
Badan sel saraf adalah bagian yang
terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan
dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf
terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom,
dan badan nisel.
b.
Dendrit merupakan serabut sel saraf
pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi
sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung
badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite.
Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
c.
Akson dikenal sebagai neurit. Neurit
merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran dari
sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit
dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk
suatu jaringan yang menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu
pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungi akson dari resiko kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak terbungkus
oleh lapisan myelin dapat disebut dengan nodus ranvier, yang berfungsi sebagai
mempercepat jalannya rangsangan.
b.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan
dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan
sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
- Berdasarkan Struktur dan Fungsinya
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf
dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel
saraf intermediet (asosiasi).
a. Sel
saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia,
aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan
alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai
penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon)
dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan
dengan saraf asosiasi (intermediet).
b. Sel
saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang
panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan
dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai
pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya
berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada
di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf
asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c. Sel
saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di
dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel
saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam
sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori
atau sel saraf asosiasi lainnya.
C. Fungsi Sistem
Saraf
Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya
yaitu sebagai berikut.
- Menerima berbagai sensasi dari dalam
dan luar tubuh.
- Bereaksi pada sensasi tersebut,
menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya.
- Menyimpan memori dan melepaskannya
bila dibutuhkan.
- Mengekspresikan emosi.
- Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem
saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain.
- Mengontrol tubuh dengan
mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya, dan
meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.
D. Sistem Saraf
Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak
(ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan
organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan dari rangka.
- Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan
kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan
kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan
sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga sebagai pusat
penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian
dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu
berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
- Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi
telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar
(Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
- Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam
pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian
(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran,
dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua
kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa
gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan,
dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
- Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil
dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar
hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal)
otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan
pusat pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak
tengah.
- Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang menjadi metencephalon dan
mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cereebelum dan ponsvarolli.
Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medula oblogata.
- Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam
koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan
posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
- Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls
yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
- Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar
dan sumsum tulang belakang..
- Sumsum tulang belakang (medula
spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang
belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk
kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang
belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor
keluar sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral ke efektor.
E. Sistem
Saraf Perifer
Sistem saraf perifer adalah saraf-saraf
yang berada di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Sistem
saraf perifer merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang
melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti kulit, persendian, otot, kelenjar,
saluran darah dan lain-lain. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf
perifer tidak dilindungi tulang.Sistem saraf perifer disusun oleh saraf otak
(saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum
tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
- Saraf sensoris (saraf aferen) disebut
juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari
indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
- Saraf motoris (saraf eferen)
berfungsi membawa rangsangan (impuls) dari pusat saraf ke otot atau
kelenjar berupa respon.
- Saraf Volunter/Somatik (disadari)
Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara
sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya
sistem saraf sadar dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala
(cranial) dan sistem saraf tulang belakang (spinal).
- Sistem Saraf Involunter/Otonom (Tidak
Disadari)
Sistem saraf otonom mempunyai peran dalam
mengendalikan tubuh yang tidak kita sadari, seperti denyut jantung,
gerakan-gerakan pada saluran pencernaan, sekresi enzim dan keringat. Sistem
saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.Dalam sistem
ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
F. Kelainan
yang Terjadi Pada Sistem Saraf
- Kerusakan pada saraf nervus
okulo-motorius
Kerusakan pada saraf ini akan
mengakibatkan ptosis, juling, kehilangan refleks terhadap cahaya dan daya
akomodasi.
- Bell’s Palsy
Bell’s Palsy adalah gangguan akut pada
serabut motorik bawah dari nervus fasialis ini. Hal itu akan mengakibatkan
bahwa bagian wajah yang terserang tidak dapat bergerak, mata selalu terbuka,
air mata menggenangi wajah, dan makanan bertumpuk pada sisi ruang dalam mulut.
Kendati kebanyakan kasus kelumpuhan Bell ini dapat sembuh secara sempurna,
penyebab kelumpuhan itu sendiri sangat sedikit diketahui.
- Hemiplegia
Hemiplegia adalah contoh kerusakan pada
neuron motorik atas, dimana otot – otot sebetulnya bukan lumpuh, tetapi lemah
dan kehilangan control. Otot pada anggota gerak dapat menjadi spastic, dan
gerakan tidak sadar dapat terjadi serta tidak terkendali, sehingga sering
menimbulkan kejang – kejang dan kaku.
- Poliomielitis
Poliomielitis adalah contoh kerusakan
neuron motorik bawah, dimana otot yang terserang menjadi lumpuh dan lemah, juga
mengecil dan kehilangan refleks – refleks normal. Bila penderita adalah
anak-anak, anggota geraknya tidak dapat berkembang.
- Terputusnya Serabut Saraf Campuran
Terputusnya serabut saraf campuran yang
lazim terjadi pada kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan daerah – daerah
yang dilayaninya kehilangan kemampuan bergerak, karena hal ini merupakan cedera
neuron motorik bawah yang menyebabka hilangnya perasaan.
2.2 SISTEM
PENCERNAAN
A. Pengertian
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran )
dengan enzin dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris ) sampai anus.
B. Struktur
Pencernaan
1. Mulut
Mulut atau oris adalah permulaan saluran
pencernaan yang terdiri atas dua bagian yaitu:
a. Bagian
luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang atau gusi, gigi, bibir dan pipi.
b. Bagian
rongga mulut bagian dalam,yaitu rongga mulut yang di batasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung dengan
faring.
Selaput lendir mulut di tutupi epitelium
yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang
mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga membuat
banyak ujung akhir saraf sensoris.
Di sebelah luar mulut di tutupi oleh kulit
dan di sebelah dalam di tutupi oleh selaput lendir ( mukosa ). Otot orbikularis
oris menutupi bibir. Lavetor anguli oris mengangkat dan desresor anguli oris
menekan ujung mulut.
Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu:
a. Palatum
durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan sebelah depan
tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari dua tulang palatum.
b. Palatum
mole (palatum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan penggantung
yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Gerakanya di kendalikan oleh ototnya
sendiri di sebelah kanan dan kiri dari tiang fauses terdapat saluran lendir
menembus ke tonsil.
Pipi di lapisi dari dalam oleh mukosa yang
mengandung papilla, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator. Di
dalam rongga mulut terdapat geligi, kelenjar ludah dan lidah.
2. Geligi
Geligi ada dua macam:
a. Gigi
sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan.
b. Gigi
tetap ( gigi permanen) tumbuh pada usia 6-18 tahun.
Fungsi gigi terdiri dari:
Gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring gunanya
untuk memutuskan makanan yang keras dan liat, dan gigi graham gunanya untuk
mengunyah makanan yang sudah di potong-potong.
3. Lidah
Lidah terdiri dari otot serang lintang dan
di lapisi oleh selaput lendir,kerja otot lidah ini dapat di gerakan ke seluruh
arah.
Lidah di bagi atas tiga bagian, radiks
lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung lidah), dan apeks lingua (ujung
lidah). Fungsi lidah yaitu, mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat
pengecap dan menelan, serta merasakan makanan.
4. Kelenjar
Ludah
Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang
mempunyai duktud yang bernana duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar
ludah ada dua yakni:
a. Kelenjar
ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris) yang tedapat di bawah tulang rahang
atas pada bagian tengah.
b. Kelenjar
ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis) yang terdapat di sebelah depan di
bawah lidah.
Kelenjar ludah (saliva) di hasilkan dari
dalam rongga mulut. Di sekitar rongga mulut terdapat tiga buah kelenjar ludah
yaitu:
a. Kelenjar
patoris
b. Kelenjar
submaksilaris
c. Kelenjar
sublingualis
5. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan
rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus) . Di dalam lengkung faring terdapat
tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit
dan merupakan pertahanan dari infeksi. Di sini terletak di persimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya terletak di belakang rongga mulut dan
rongga hidung, di depan ruas tulang belakang.
6. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang
menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari
faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Lapisan dinding dari dalam
ke luar: lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot
melingkarsirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal. Esofagus terletak d
belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks menembus
diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.
7. Lambung
Lambung atau gaster merupakan bagian dari
saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster.
Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan esophagus
melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diafragma di depan pancreas dan
limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
Bagian lambung terdiri dari:
a. Fundus
ventriluli
b. Korfus
ventrikuli
c. Antrum
pylorus
d. Kurvatura
minor
e. Kurvatura
mayor
f. Osteum
kardiak
Susunan lapisan dari dalam keluar, terdiri dari:
a. Lapisan
selaput lendir
b. Lapisan
otot melingkar (muskulus aulikularis)
c. Lapisan
otot miring (muskulus obliqus)
d. Laposan
otot panjang (muskulus longitudinal)
e. Lapisan
jaringan ikat/serosa (peritoneum)
Fungsi lambung
a. Menampung
makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltic lambung dan
getah lambung
b. Getah
cerna lambung yang di hasilkan:
a. Pepsin
1) Asam
garam (HCI)
2) Renin
3) Lapisan
lambung jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang
sekresi getah lambung.
8. Usus
Halus
Usus halus atau intestinum minor adalah
bagian dari system pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir
pada sekum panjangnya kurang lebih 6 cm, merupakan saluran paling panjang
tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan yang terdiri dari
lapisan usus halus (lapisan mukosa [sebelah dalam], lapisan otot melingkar [M
sirkuler], lapisan otot [M longitudinal] dan lapisan serosa [sebelah luar]).
· Duodenum
· Jejunum
dan ileum
· Mukosa
usus halus
· Absorpsi
Fungsi usus halus
a. Menerima
zat-zat makanan yang sudah di cerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah
dan saluran-saluran limfe
b. Menyerap
protein dalam bentuk asam amino
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang
menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan:
a. Enterokinase,
mengaktifkan enjim proteolitik
b. Eripsin
menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino
9. Usus
Besar
Usus besar atau intestinum mayor
panjangnya kurang lebih 1,5 cm, lebarnya 5-6 cm. lapisan usus besar dari dalam
keluar : selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,
jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tampat
tinggal bakteri koli, tempat fases.
a. Sekum.
Di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk sepetrti cacing
sehingga di sebut juga sebagai umbai cacing, panjangnya 6 cm.
b. Kolom
asendens. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur
ke atas dari ileum ke bawah hati.
c. Apendiks
(usus buntu). Bagian dari sus besar yang muncul seperti corong dari ujung
sekum, mempunyai pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat
dilewati oleh beberapa isi usus.
d. Kolon
transversum. Panjangnya kurang lebih 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai
ke kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura
hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
e. Kolon
desendens. Panjangnya kurang lebih 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri
membujur dari aas ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri
bersambung dengan kolon sigmoid.
f. Kolon
sigmoid. Kolom sigmois merupakan lanjutan dari kolon desendens , terletak
miring dalam rongga felvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung
bawahnya berhubungan dengan rectum.
g. Rektum.
Rectum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga felvis di depan os sacrum dan os koksigis.
h. Anus.
Anus adalah bagian dari system pencernaan yang menghubungan rectum dengan dunia
luar (udara luar).
i. Fungsi
peritoneum
1) Menutupi
sebagian dari argan abdomen dan pelvis.
2) Membentuk
pembatas yang halus sehingga organ yang ada dalam rongga peritoneum tidak
saling bergesekan.
3) Menjaga
kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap dinding posterior abdomen
4) Tempat
kelenjar limfe dan pembuluh darah yang membantu melindungi terhadap infeksi.
10. Peritonium
Peritonium terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum
pariental yang melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum viseral yang
melapsi semua organ yang berada dalam rongga abdomen.
11. Hati
Hati atau hepar adalah organ yang paling besar di
dalam tubuh kita, warnanya cokelat, dan beratnya kurang lebihnya 1,5 kg.
Fungsi hati
a. Mengubah
zat makanan yang di absorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam
tubuh, dikelurkan sesuai dengan pemakainnya dalam jaringan.
b. Mengubah
zat buangan dan bahan racun untuk diekresi dalam empedu dan urine.
c. Menghasilkan
enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
d. Sekresi
empedu, garam empedu dibuat di hati, di bentuk dalam system retikuloendotelium,
dialirkan ke empedu.
e. Pembentukan
ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum, dikeluarkan dari darah
oleh ginjal dalam bentuk urine.
f. Menyiapkan
lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
12. Kandung empedu
Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membrane
berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm kubik.
Bagian-bagian dari kandung empedu:
a. Fundus
vesika felea
b. Korpus
vesika felea
c. Leher
kandung kemih
d. Duktus
sistikus
e. Duktus
sistikus
f. Duktus
hepatikus
g. Duktus
koledokus
C. Proses
Pencernaan Makanan
Jumlah makanan yang di cerna di tentukan
oleh intrinsic lapar dan jenis makanan yang di tentukan selera. Mekanisme ini
merupakan system pengaturan otomatis yang sangat penting untuk menjaga
persediaan makanan yang adekuat untuk tubuh.
1. Mengunyah
Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel
kecil dapat di telan. Gigi untuk mengunyah, memotong, dan menggiling yang
bekerja sama dengan otot rahang dengan kekuatan 27,5-1000 kg pada molar.
Mengunyah merupakan halk yang sangat penting dalam pencernaan. Enzim pencernaan
hanya bekerja pada permulaan partikel.
2. Menelan
(delgusi)
Mekanisme kompleks setiap saat melakukan beberapa
fungsi dalam beberapa detik kedalam traktus untuk mendorong makanan di bagi
dalam beberapa tahap:
a. Tahap
volunteer
b. Tahap
faring
c. Tahap
esophagus
Tahap menelan merupakan suatu gelombang
peristaltic cepat berasal dari faring yang mendorong bolus makana kedalam
esophagus bagian atas. Seluruh proses terjadi dalam waktu 2 detik.
3. Makanan
di lambung
Isi lambung bersipat sangat asam dan mengandung banyak
enzim proteolitik. Kontraksi tonik dari sfingter esophagus bagian bawah akan
membantu mencegah refluks isi lambung ke dalam esophagus.
Fungsi motorik lambung meliputi:
a. Menyimpan
sejumlah makanan sampai dapat dip roses di duodenum
b. Mencampur
makanan dengan sekresi lambung sampai membentuk satu campuran setengah cair.
c. Mengosonhkan
makanan dengan lambat dan lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang
sesuai dengan absorpsi
4. Pengosongan
Lambung
Terjadi karna faristaltik yang kuat pada antrm
lambung. Walaupun terdapat kontraksi tonik sfingter pylorus, biasanya air dan
cairan di kosongkan dari lambung dengan mudah. Fungsi sfingter pylorus pada
pengendalian pengosongan lambung terbatas pada pengosongan lambung, kontraksi
antum di ikuti oleh kontkasi pylorus. Kecepatan pengosongan lambung di atur
oleh sinyal lambung dan duodenum.
5. Pergerakan
usus halus
Geralan usus halus menyebabkan pencampuran dan
pendorongan. Frekuensi maksimal kontaksi segmentasi dalam usus halus di
tentukan oleh frekuensi gelombang lambat dalam dinding usus. Kontraksi
segmentasi menjadi lemah bila aktifitas perangsangan system saraf enteril di
hambat oleh atropine.
Pembangkit reflex enterogastrik
a. Derajat
peregangan duodenum
b. Adanya
iritasi dalam mukosa duodenum
c. Derajat
kesamaan kimus duodenum
d. Derajat
osmolalitas kimus
e. Adanya
hasil pemecahan tertentu dalam kimus
6. Gerakan
Kolon
Kolon mengabsorpsi air dan elektrolit dari kimus dan
penimbunan bahan feses sampai dapat di keluarkan.
· Gerakan
mencampur
· Gerakan
mendorong
D. Fisiologi
Sistem Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah
memindahkan zat nutrien (zat yang sudah di cerna), air, dan garam yang berasal
dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Zat
makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel
untuk melaksanakan tugasnya. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam
saluran pencernaan, maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air,
elektrolit dan zat makanan yang terus menerus. Untuk ini dibutuhkan:
1. Pergerakan
makanan melalui saluran pencernaan
2. Sekresi
getah pencernaan dan pencernaan
3. Absorpsi
hasil pencernaan, air dan elektrolit
4. Sirkulasi
darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorpsi
5. Pengaturan
semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon
Dalam lumen saluran gastrointestinal (GI)
harus diciptakan suatu lingkungan khusus upaya pencernaan dan absorpsi
berlangsung. Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian
rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih
banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan lumen gastrointestinal.
Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi
keadaan lumen. Sistem ini terdapat didalam dinding saluran gastrointesnital.
Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan di lumen yaitu regangan
dinding oleh isi lumen, osmolaritas kimus atau konsentrasi zat yang terlarut,
kesamaan kimus atau konsentrasi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak,
protein (monosakarida, asam lemak dan peptida dari asam amino.
2.3 SISTEM
REPRODUKSI
A. Anatomi Sistem
Reproduksi Pria
Secara anatomi, sistem reproduksi pria
terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia internal. Genitalia eksternal
terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan genitalia internal terdiri dari
testis dan organ-organ penunjang fungsinya, yaitu epididimis, duktus deferens
(vas deferens), vesikula seminalis, duktus ejakulatorius, glandula prostatica,
dan glandula bulbouretralis (glandula cowperi).
1. Genitalia
eksternal
a. Penis.
Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan pars
libera. Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah
bagian penis yang tidak bergerak, terletak dalam spatium perinea superfisialis.
Pars occulta merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis
dan bulbus penis.Crus penis melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus
inferior ossis ischii ventral dari tuber iskiadum.
b. Skrotum,
merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang terletak
dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas dua
bagian dari luar oleh raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota.
Masing-masing skrotum membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus
spermatikus. Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra. Lapisan
skrotum terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis. Lapisan cutis
merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung pigmen lebih banyak
daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap warnanya.
2. Genitalia
internal
a. Testis.
Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya testis sebelah
kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang kanan. Testis terletak di dalam
skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4
cm, diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar
eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa, dan
disebut juga kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon untuk pertumbuhan
genitalia eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai
400.
b. Epididimis.
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C, terletak
pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis.Epididimis
terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda
epididimis.Kaput epididimis merupakan bagian terbesar di bagian proksimal,
terletak pada bagian superior testis dan menggantung.
c. Duktus
deferens (Vas Deferens)
Merupakan lanjutan dari duktus epididimis.
d. Vesikula
seminalis. Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang
menghasilkan cairan seminal.Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta
posisinya tergantung isi vesika urinaria.Bila vesika urinaria penuh, maka
posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih horizontal.
e. Duktus
ejakulatorius. Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius
vesikula seminalis, menuju basis prostat, yang akhirnya bermuara ke dalam
kollikus seminalis pada dinding posterior lumen uretra.
f. Glandula
prostatica. Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar.
Terletak di dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui
urethra pars prostatica. Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks,
basis fascies lateralis, fascies anterior, dan fascies posterior. Glandula
prostatica mempunyai lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan dua
lateral.
g. Glandula
bulbuorethralis (Glandula cowperi) berbentuk bulat dan berjumlah dua buah.
Letaknya di dalam otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital,
dorsal dari uretra pars membranasea.
B. Fisiologi
Sistem Reproduksi pada Pria
1. Genitalia
Eksternalis
a. Penis.
Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada vagina wanita.
b. Skrotum.
Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis dan
epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.
2. Genitalia
Internalis
a. Testis.
Berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikan hormon testosteron.
b. Epididimis.
Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai pematangan
motilitas dan fertilitas sperma, memekatkan/ mengentalkan dan menyimpan sperma.
c. Duktus
deferens (Vas Deferens). Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis
ke duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang berfungsi unutk
mendorong sperma keluar dari dukrus ejakulatorius dan uretra.
d. Vesikula
seminalis. Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi sperma
yang dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran
reproduksi pria untuk membantu mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian besar
cairan semen, menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.
e. Duktus
ejakulatorius. Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju ke basis
prostat.
f. Glandula
prostatica. Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina
yang asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam
vagina pada saat penis dikeluarkan.
g. Glandula
bulbuurethralis (Glandula Cowperi). Berfungsi mengeluarkan mucus untuk
pelumasan.
3. Hormon
pada Pria
a. Hormon
testosterone
Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara
tubulus seminiferus.Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat
diubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.
Fungsi testosteron adalah sebagai berikut :
1) Efek
desensus (penempatan) testis
Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal
yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan manusia dan
merupakan faktor keturunan.
2) Perkembangan
seks primer dan sekunder
Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan
penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi
pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
b. Hormon
gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam
hormone yaitu Lutein hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).
c. Hormon
estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon
perangsang folikel.Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk
menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan estrogen
serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk
pematangan sperma.
d. Hormon
pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang
fungsi metabolism testis secara khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal
spermatogenesis.
4. Pengaturan
Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari
pelepasan hormone gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar
hipofisis anterior untuk menyekresi lutein hormon, hormon perangsang lutein
hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH).Lutein hormon merupakan
rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel stimulating.
Hormone yang disekresi akan merangsang spermatogenesis.
5. Kegiatan
Seksual Pria
Rangsangan akhir organ sensorik dan
sensasi seksual menyebar melalui saraf pudendus melalui pleksus sakralis dari
medulla spinalis untuk membantu rangsangan aksi seksual dalam mengirim sinyal
ke medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari
struktur interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual dengan sekret
yang menyebabkan keinginan seksual dengan merangsang kandung kemih dan mukosa
uretra. Unsur psikis rangsangan seksual sesuai dengan meningkatnya kemampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan seksual dengan memikirkan/khayalan akan
menyebabkan terjadinya aksi seksual sehingga menimbulkan ejakulasi atau
pengeluaran sepanjang mimpi/khalayan, terutama pasa saat usia remaja.Aksi
seksual pada medulla spinalis, fungsi otak tidak terlalu penting karena
rangsangan genital yang menyebabkan ejakulasi dihasilkan dari mekanisme refleks
yang sudah terintregasi pada medulla spinalis lumbalis.Mekanisme ini dapat
dirangsang secara psikis dan seksual yang nyata ataupun kombinasi keduanya.
6. Spermatogenesis
Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis.
Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan
empat sperma matang.
Spermatogenesis adalah proses
gametogenesis pada pria dengan cara pembelahan meiosis dan mitosis.
Spermatogenesis pada sprema biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat
menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens. Berikut adalah tahap-tahap
spermatogenesis:
a. Spermatogonium, merupakan
tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
b. Spermatosit
primer, merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan. Spermatosit
primer terbentuk dari 46 kromosom dan
4N kromatid.
c. Spermatosit
sekunder, merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N kromatid.
d. Spermatid, merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
e. Sperma, merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan
merupakan tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.
C. Anatomi Sistem
Reproduksi pada Wanita
Secara anatomi, sistem reproduksi wanita
terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia internal .Genitalia eksternal
terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, glandula
vestibularis mayor, glandula vestibularis minor.Sedangkan genitalia internal
terdiri dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium.
1. Genitalia
Eksternal
a. Mons
pubis, yaitu penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah supra
pubis.Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak
bertambah pada pubertas dan berkurang setelah menopause.Setelah dewasa, mons
pubis tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar.
b. Labia
mayora, merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang
berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi
(pudendal cleft). Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut.Kedua
labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura anterior.Jika
dilihat dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit yang mengandung banyak
kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah pubertas.
c. Labia
minora, merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di
antara kedua labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae.Kedua labium minus
membatasi suatu celah yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke
arah dorsal berakhir dengan bergabung pada aspectus medialis labia mayora dan
di sini pada garis mereka berhubungan satu sama lain berupa lipatan transversal
yang disebut frenulum labii. Sementara itu, ke depan masing-masing minus
terbagi menjadi bagian lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan bertemu
membentuk sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut preputium
klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di bagian
kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora tidak
mengandung lemak dan kulit yang menutupnya berciri halus, basah dan agak
kemerahan.
d. Klitoris.
Terletak dorsal dari komissura anterior labia mayora dan hamper keseluruhannya
tertutup oleh labia minora.Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris,
korpus klitoris dan glans klitoris.
e. Glandula
vestibularis mayor, Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar
yang bentuknya bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus
vestibule atau tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli.
f. Glandula
vestibularis minor, mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina untuk
melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina.Organ ini adalah
daerah dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median membulat
terletak ventral dari simfisis pubis.Sebagian besar terisi oleh lemak.Setelah
pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar.
2. Genitalia
Internal
a. Vagina.
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk
sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal.Namun, posisi ini
berubah sesuai dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus
serviks panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9
cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding
lateralnya di bagian cranial melekat pada ligament Cardinale, dan di bagian
kaudal melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi.Vagina
ke bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada
vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae.
b. Himen,
yaitu lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina.Himen tidak
dapat robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen
diantaranya :himen anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.
c. Tuba
uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih 10
cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae
(pars intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae.
d. Uterus,
merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di dalam kavum
pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum.Ke arah kaudal,
kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir
(pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk
sudut dengan vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di
dalam pelvis sehingga basisnya terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis.
Organ ini tidak selalu terletak tepat di garis median, sering terletak lebih
kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika
urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak dorso
cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5 cm,
tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi tiga
bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
e. Ovarium.
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.Bentuk
ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah
muda keabu-abuan.Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan ovarium
tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya
berubahm menjadi abu-abu.Pada dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan
panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm dan
beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus
karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen.
D. Fisiologi Sistem
Reproduksi pada Wanita
1. Genitalia
eksternal
a. Glandula
vestibularis mayor
Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.
b. Glandula
vestibularis minor
Berfungsi mengeluarkan lender untuk melembabkan
vestibulum vagina dan labium pudendi.
2. Genitalia
internal
a. Vagina
Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus
ekskretorius darah menstruasi.
b. Tuba
uterine
Berfungsi membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan
mengalirkan spermatozoa dalam arah berlawanan dan tempat terjadinya
fertilisasi.
c. Uterus
Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam
dan tempat normal dimana organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai
bayi lahir.
d. Ovarium
Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan
endokrin.Disebut sebagai organ eksokrin karena mampu menghasilkan ovum saat
pubertas, sedangkan disebut sebagai organ kelenjar endokrin karena menghasilkan
hormone estrogen dan progesteron.
3. Hormon
pada Wanita
a. Hormon
estrogen
Estrogen memengaruhi organ endokrin
dengan menurunkan sekresi FSH, dimana pada beberapa keadaan akan
menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH. Pengaruh terhadap
organ seksual antara lain pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina,
pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali
pertumbuhan mammae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae berkembang dan
menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan
aksilla, serta kulit menjadi lembut.
b. Hormon
progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum dan
plasenta, bertanggung jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik
dalam serviks serta vagina. Progesteron berpengaruh sebagai anti estrogenic
pada sel-sel miometrium. Efek progesterone terhadap tuba falopii adalah meningkatkan
sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mammae akan meningkatkan perkembangan lobulus
dan alveolus kelenjar mammae, kelenjar elektrolit serta peningkatan sekresi air
dan natrium.
c. Foliclle
stimulating hormone (FSH)
FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar
hipofisi. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan/pemberian
estrogen dalm jumlah yang cukup seperti pada kehamilan.
d. Lutein
hormone (LH)
LH bekerjasama dengan FSH untuk
menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de Graaf. LH juga
menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone dalam sel granulosa.
e. Prolaktin
atau luteotropin hormone (LTH)
Fungsi hormon ini adalah untuk memulai
mempertahankan produksi progesterone dari korpus luteum.
4. Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual
normal 28 hari, sesudah terjadinya menstruasi, tidak berapa lama sebelum
ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak dengan cepat.
Dalam waktu 30 menit kemudian cairan akan
mulai mengalir dari folikel ke stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel
menjadi lebih kecil karena kehilangan cairan. Stigma akan robek cukup besar dan
cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian tengah folikel akan mengalami
evaginasi keluar dan kedalam abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang
dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut corona
radiata.
5. Oogenesis
Oogenesis merupakan
proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara dengan jantan yakni
spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan pengembangan berbagai tahap
reproduksi telur sel betina yang belum matang.
6. Menstruasi
Siklus menstruasi dibagi atas empat fase.
a) Fase
menstruasi, Yaitu luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh.Hal
ini disebabkan berkurangnya kadar hormon seks.
Hali ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1
sampai 7.
b) Fase
pra-ovulasi, Yaitu masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang
dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam
tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.
c) Fase
ovulasi atau Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita
dimana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. menurut beberapa literatur,
masa subur adalah 14 hari sebelum haid selanjutnya. Apabila wanita tersebut
melakukan hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka kemungkinan
terjadi kehamilan.
d) Fase
pascaovulasi, Yaitu masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam
tubuh akan berulang dan terjadi fase menstruasi kembali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Sistem
saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan
pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi
dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf perifer terdiri dari
sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
B. Pencernaan
makanan adalah aktivitas saluran makanan (tractus digectivus) dan
kelenjar-kelenjarnya dalam sauatu proses memersiakan makanan untuk dapat
diserap oleh usus. Dan organ-organ tersebut adalah:
1. Mulut
2. Kerongkongan
3. Lambung
4. Usus
halus
5. Usus
besar
C. Sistem
reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan
kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai
dengan mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki
vagina dan ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum
ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan
antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang
menjadi janin.
3.2 Saran
Dengan mengetahui sistem-sistem yang ada
pada tubuh manusia ini, kita mengharapkan para pembaca maupun teman-teman yang
lain dapat mengenal lebih dekat bagian-bagian dari keadaan tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H.
Syaifuddin, 2006. AMK. Anatomi
Fisiologi untuk mahasiswa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta (Halaman 167-191)
Syaifuddin,
2009. Fisiologi Tubuh Manusia
Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Penerbit Salemba Medika:
Jakarta (Halaman 149-155)